ITERA Mulai Terapkan Perkuliahan Hybrid

ITERA Mulai Terapkan Perkuliahan Hybrid

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Dalam rangka menjaga kualitas pendidikan di tengah pandemi, Institut Teknologi Sumatera (ITERA) memulai perkuliahan hybrid learning atau campuran antara kuliah tatap muka dan dalam jaringan (daring). Perkuliahan hybrid ITERA dimulai sejak Senin, 6 September 2021. Perkuliahan tatap muka hanya diikuti oleh mahasiswa yang telah menjalani skrining kesehatan dan mendaftar mengikuti kuliah secara hybrid. Sebelum memasuki kampus mahasiswa juga diharuskan melakukan pemindaian QR code, untuk memastikan apakah terdaftar dalam kuliah hybrid. 

Selama penerapan hybrid learning, kapasitas setiap kelas dibatasi maksimal 25 mahasiswa, dengan standar protokol kesehatan ketat. Mahasiswa yang mengikuti kuliah tatap muka, akan berganti setiap dua pekan. Tidak semua matakuliah melaksanakan hybrid learning. ITERA memprioritaskan beberapa mata kuliah yang mengharuskan tatap muka dengan tetap mengkombinasikan perkuliahan secara daring. Berdasarkan data akademik ITERA, ada 58 matakuliah teori, 134 matakuliah teori dan praktikum, serta 46 matakuliah praktikum, yang sudah menerapkan hybrid learning.

Rektor ITERA Prof. Dr.-Ing. Drs. Ir. Mitra Djamal, IPU., menyampaikan pemberlakuan hybrid learning di ITERA telah melalui proses persiapan yang matang. ITERA juga sudah memperoleh izin dari Kemdikbud, hingga pemerintah daerah.

“Hybrid learning menjadi bagian adaptasi kehidupan baru kampus di ITERA. Kami juga tetap mengutamakan keamanan dan keselamatan mahasiswa dan tenaga dosen selama hybrid learning, terutama saat kuliah tatap muka,” ujar Rektor.

ITERA juga telah membentuk Badan Pembina Adaptasi Kehidupan Baru (BPAKB) ITERA yang secara ketat mengawal kebijakan zero tolerance terhadap Covid-19, siaga selama 7×24 jam dan telah menyusun berbagai standar operasional prosedur kegiatan. ITERA juga telah melengkapi sarana perkuliahan yang memenuhi standar protokol kesehatan, seperti pengaturan jarak, penyemprotan disinfektan sebelum dan setelah perkuliahan, penyediaan alat tes covid-19 di poliklinik kesehatan kampus, hingga penanganan kedaruratan bekerjasama dengan beberapa rumah sakit.

Salah satu program studi yang sudah menerapkan perkuliahan hybdid adalah Prodi Geologi. Di Prodi ini, satu mata kuliah hanya melakukan perkuliahan secara hybrid sebanyak 3 – 4 pertemuan dari total 14 pertemuan. Total matakuliah yang diprioritaskan dilakukan secara hybrid ada sekitar 11 mata kuliah. Seperti mata kuliah Geomorfologi, yang sudah menerapkan hybrid learning diawal pekan ini, dengan kapasitas luring kelas A sebesar 13 orang dan kelas B 14 orang. Sementara mahasiswa lainnya akan mengikuti perkuliahan yang sama secara daring.  Perlengkapan tambahan juga dipersiapkan di kelas, seperti mikrofon, kamera webcam, dan speaker. Hal ini dilakukan agar mahasiswa dalam forum online tetap mengikuti perkuliahan dengan baik.

Dosen pengampu mata kuliah geomorfolofi, Daniel Radityo, S.T., M.T., menyebut pelaksanaan perkuliahan hybrid di ITERA telah berlangsung lancar. Mahasiswa, yang mengikuti secara langsung ataupun daring dapat menyesuaikan diri.

Sementara mahasiswa ITERA menyambut baik perkuliahan hybrid. Salah satunya Sandi mahasiswa Prodi Teknik Geologi ITERA yang sudah mulai mengikuti kelas tatap muka. Meski awalnya khawatir, akan tetapi dengan standar protokol kesehatan yang ketat, dirinya merasa nyaman berkuliah hybrid. “Saya pribadi sangat semangat menjalani kuliah tatap muka, meski kami bergantian, tetapi menjadi hal yang selama ini kami inginkan, karena selama dua semester melakukan secara daring,” ujar mahasiswa asal Sumatera Utara itu.

Selain itu, menurut Sandi, orang tuanya juga mendukung dirinya mengikuti perkuliahan hybrid. Sebab sebelum mendaftar hybrid learning, setiap mahasiswa juga diharuskan mendapat izin dari orang tua.

Pemberlakuan Protokol Kesehatan

Selama menjalankan hybrid learning, ITERA telah menerapkan beberapa protokol kesehatan sebelum memasuki area kampus dan memulai perkuliahan. Mahasiswa yang datang melakukan pengecekan suhu tubuh terlebih dahulu oleh bagian keamanan di gerbang kampus. Kemudian, mahasiswa akan diarahkan untuk scan barcode yang berfungsi sebagai absensi kehadiran sekaligus validasi kedatangan.

Terdapat tiga kategori warna yang muncul setelah melakukan scan, yakni warna hijau, kuning dan merah. Warna hijau bermakna bahwa mahasiswa yang bersangkutan diperbolehkan memasuki kampus untuk melakukan perkuliahan. Sementara warna kuning bermakna bahwa mahasiswa yang bersangkutan telah mendaftar hybrid learning namun terdapat riwayat penyakit tertentu yang tertera pada pendataan sebelumnya. Sehingga mahasiswa dengan kode warna kuning akan dibawa ke poliklinik ITERA untuk melakukan serangkaian uji dengan GeNose, yaitu alat pendeteksi virus Covid 19. Sementara itu, warna merah bermakna bahwa mahasiswa yang bersangkutan tidak melakukan pendaftaran pada program hybrid learning sehingga tidak diizinkan memasuki area kampus. (Humas)