ITERA NEWS – Sebagai rangkaian Dies Natalis ke-11, Institut Teknologi Sumatera (Itera) menggelar kegiatan bertajuk Study in Europe Expo 2025 di Aula Gedung Kuliah Umum (GKU) 1, Kamis, 2 Oktober 2025. Kegiatan ini menghadirkan lima narasumber yang membagikan pengalaman dan peluang studi lanjut di negara-negara Eropa, mulai dari Italia, Jerman, Prancis, Belanda, hingga Skotlandia.
Rektor Itera, Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryanta, dalam sambutannya, menekankan pentingnya kegiatan tersebut sebagai sarana mahasiswa, dosen, maupun masyarakat umum untuk mengetahui peluang studi magister dan doktoral di luar negeri. Rektor menyebut, menempuh pendidikan di Eropa sangat menarik untuk dicoba, meski ada tantangan perbedaan budaya, politik, dan sosial.
Rektor juga mendorong mahasiswa, khususnya yang saat ini pada tingkat akhir, agar berani melanjutkan studi ke luar negeri, dengan memanfaatkan peluang yang ada. “Mahasiswa Itera harus memiliki visi global. Melanjutkan studi ke luar negeri bukan hanya menambah ilmu, tetapi juga memperluas jejaring internasional yang bermanfaat bagi bangsa,” tegas Rektor.
Mahasiswa Itera harus memiliki visi global. Melanjutkan studi ke luar negeri bukan hanya menambah ilmu, tetapi juga memperluas jejaring internasional yang bermanfaat bagi bangsa
Dalam sesi materi, perwakilan Kedutaan Besar Italia, Romero Sinaga, bersama Prof. Roberto Carniel (Scientific Attaché) memperkenalkan program Unita, forum informasi perguruan tinggi Italia yang terbuka bagi mahasiswa Indonesia. Program ini merupakan hasil kolaborasi dengan Kedutaan Besar Italia di Indonesia. “Italia sangat intens menjalin kerja sama dalam hal pendidikan lanjutan bersama Indonesia, melalui program Unita, Italia menunggu kedatangan mahasiswa Itera untuk melanjutkan studi” Ujar Prof. Roberto Carniel.
Belanjut untuk negara Jerman, narasumber dari Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD) Olivia Jeane Sapacua menyampaikan bahwa Jerman setiap tahun menerima lebih dari 35.000 mahasiswa internasional, dengan 5.000 di antaranya berasal dari Indonesia.
Olivia memaparkan, Jerman memiliki berbagai institusi perguruan tinggi, sehingga mahasiswa Itera dapat memilih berbagai universitas terapan yang memiliki fondasi kuat di bidang keteknikan. “Dengan mutu dan kualitas yang tinggi, Jerman sangat terbuka dengan kedatangan mahasiswa Internasional khususnya dari Itera” tambah Olivia
Sementara itu, Nur Fitria dari Campus France menjelaskan bahwa Prancis menjadi salah satu negara tujuan favorit mahasiswa Indonesia, dengan sekitar 500 mahasiswa dikirim setiap tahun. “Mahasiswa internasional di Prancis berkesempatan belajar langsung bersama peneliti kelas dunia. Prancis juga dikenal sebagai negara pencetak penerima Nobel terbanyak di dunia,” kata Nur Fitria.
Bagi Pengalaman
Dalam kesempatan yang sama, dua dosen Itera yaitu Dr. apt. Sudewi Mukaromah Khoirunnisa, M.Sc. (Prodi Farmasi), dan Chania Rahmah, S.PWK., M.Sc.,(Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota) membagikan pengalaman menempuh studi lanjut di negara Eropa.
Dr. apt. Sudewi yang mewakili Mata Garuda Lampung sebagai organisasi Ikatan Alumni Penerima Beasiswa LPDP, membagikan pengalaman menempuh pendidikan magister dan doktoral di Belanda. Ia menuturkan, Belanda sangat terbuka bagi mahasiswa internasional. “Selama empat tahun di Belanda, saya merasakan lingkungan akademik yang sangat mendukung, hingga saya melanjutkan studi doktoral di sana,” ujar Sudewi.
Sementara pada sesi terakhir, alumni Itera, Chania Rahmah, S.PWK., M.Sc., yang kini menjadi dosen Prodi PWK Itera, berbagi pengalamannya saat berkuliah di Skotlandia. Ia menuturkan, pemerintah Skotlandia memberikan akses pendidikan yang setara bagi mahasiswa internasional, termasuk kesempatan mengikuti program pertukaran ke Korea Selatan.
Tim Liputan
Penulis: Andre Ramadhani (Teknik Material)
Fotografer: Salman Mujahid Rabbani (Desain Komunikasi Visual)