ITERA Bersama JPP dan Mitra Bentala Latih Warga Desa Penyangga TNWK Buat Pakan Alternatif

ITERA Bersama JPP dan Mitra Bentala Latih Warga Desa Penyangga TNWK Buat Pakan Alternatif

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Dosen Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Rinda Gusvita, STP., MSc., bersama Konsorsium Jaringan Perempuan Padmarini dan Mitra Bentala menggelar pelatihan pembuatan pakan ikan alternatif di Desa Rantau Jaya Udik II, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur, Selasa-Rabu (8-9 November 2022). Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan terakhir dalam program penguatan potensi lokal di bidang perikanan sebagai alternatif mata pencaharian masyarakat di desa penyangga Taman Nasional Way Kambas (TNWK) melalui dukungan Small Grant Program Indonesia.

Kepala Seksi I Susukan Baru, Rawa Bunder, Way Kanan dan Wako, Arifudin Bayu Aji menyampaikan harapannya agar bimbingan dan komunikasi antara konsosium dan masyarakat terus berlanjut meski program telah berakhir. “Semoga ada terobosan-terobosan dari masyarakat Rantau Jaya Udik II yang terus berlanjut sehingga pembudidayaan perikanan ini terus berjalan,” ujar Bayu.

Selain itu, sebagai tindak lanjut program, kepada kelompok masyarakat akan diberikan bantuan peralatan untuk membuat pakan ikan alternative sebanyak 2 unit yang dapat digunakan sebaik-baiknya agar proses kerja-kerja masyarakat ini akan terus berlanjutan.

Dalam pelaksanaannya hadir pula Praktisi di bidang pertanian dan perikanan Peni Joko Piyoto yang didapuk sebagai pemateri. Pria yang kerap disapa Joko ini menyampaikan bahwa selama pelatihan dia menyampaikan perhitungan kebutuhan pakan dan lahan, mengkulturkan bakteri, dan memformulasi pakan. “Dari pakan makan yang akan terserap oleh ikan hanya 15 persen, sisanya akan menjadi faces pada air dan akan menjadikan polusi pada air yang menimbulkan (gas) metane dan butuh proses pengolahan air tersebut. Karena kolam yang tidak baik akan merusak kualitas ikan yang ada dari segi berat badan ikan akan tidak sesuai dengan kebutuhan,” kata Joko.

Kriteria pakan yang harus mengandung gizi seimbang, mudah dicerna dan disukai ikan, stabil dalam air, ramah lingkungan, memacu pertumbuhan, dan menguntungkan.

Lebih lanjut Joko memaparkan kriteria pakan yang harus mengandung gizi seimbang, mudah dicerna dan disukai ikan, stabil dalam air, ramah lingkungan, memacu pertumbuhan, dan menguntungkan. Sehingga perlu dilakukan identifikasi dan pemilihan bahan baku pakan yang tidak boleh bersaing dengan makanan manusia, tersedia secara kontinyu di sekitar dan terjangkau.

Kelompok Tani Hutan

Selain kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Wana Sumber Mina I dan II yang telah dibentuk sebelumnya dan telah mendapatkan pelatihan termasuk budidaya ikan, hadir pula beberapa anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) dari desa-desa lain sebagai peserta.

Dosen ITERA yang juga Manager Program Rinda Gusvita, STP., MSc., menyampaikan bahwa meski pun program telah berakhir, masih akan dilakukan beberapa pertemuan rutin kelompok, monitoring, dan evaluasi. Menurutnya, usaha di bidang perikanan dharapkan dapat menjadi alternatif mata pencaharian masyarakat di sekitar TNWK agar tidak lagi masuk ke dalam kawasan hutan dan masyarakat kemudian dapat berkontribusi dalam upaya pelestarian TNWK. Dalam jangka panjang, usaha di bidang perikanan yang meliputi usaha budidaya dan pengolahan produk berbasis ikan akan mendukung terwujudnya sentra industri perikanan di Desa Rantau Jaya Udik II dan turut berkontribusi dalam pembangunan ekowisata yang tengah dicanangkan.

“Biaya untuk kebutuhan pakan merupakan pos terbesar yang mencapai 70% dari keseluruhan kebutuhan biaya dalam budidaya perikanan. Meski pun tidak dapat menggantikan keseluruhan kebutuhan pakan pabrikan, tapi penggunaan pakan ikan alternatif dapat meminimalisasi biaya dan juga mengoptimalkan potensi pakan di sekitar desa. Harapannya, dengan adanya kemandirian pakan ini juga akan menjamin keberlanjutan dari usaha budidaya perikanan dari segi ekonomi, sosial, dan juga lingkungan karena pakan alternatif mempunyai karakteristik yang lebih ramah lingkungan,” pungkas Rinda. (Rilis/Humas)