Dosen Kimia ITERA Latih Masyarakat Bhuana Shanti Budidaya Nata De Coco

Dosen Kimia ITERA Latih Masyarakat Bhuana Shanti Budidaya Nata De Coco

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Tim dosen Program Studi Kimia  Institut Teknologi Sumatera (ITERA) laksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dengan target sasaran kelompok masyarakat Bhuana Shanti di Labuhan Dalam, Bandar Lampung, Minggu, 13 Juni 2021. Tim PkM ITERA diketuai oleh Dr. I Putu Mahendra, S.Si.,  mengagendakan pemaparan terkait peluang usaha budidaya dan demo pembibitan nata de coco.

Kegiatan PkM ini diikuti oleh 20 masyarakat Bhuana Shanti, yang terdiri dari kelompok PKK dan generasi muda milenial. Pembatasan jumlah peserta dilakukan guna mematuhi protokol kesehatan selama pandemi.

Dr. I Putu Mahendra, S.Si., selaku koordinator kegiatan PkM menjelaskan tujuan kegiatan ini guna memberdayakan masyarakat dan memberikan bekal soft skill yang dapat diaplikasikan sebagai peluang bisnis yang tak pernah redup.

“Pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan pembibitan nata de coco ini bertujuan mengenalkan suatu kegiatan bisnis alternatif selama masa pandemi yang memiliki proses pengerjaan relatif cukup sederhana dengan profit yang cukup tinggi. “

Pada kegiatan PkM ini, Mahendra mengharapkan pasca memperoleh soft skill budidaya nata de coco, dari 20 peserta kegiatan yang hadir diharapkan dapat terbentuk insan petani nata de coco. Terlebih apabila insan tersebut berasal dari kalangan generasi milenial, hal ini dapat meningkatkan angka wirausahawan usia muda di Indonesia dan berdampak positif terhadap perkembangan ekonomi Indonesia.

Kegiatan PkM ini menggandeng salah seorang penggiat pemberdaya masyarakat melalui program, sebagai narasumber untuk dapat memaparkan peluang bisnis dan proses pembibitan nata de coco dari awal proses. Muhammad Toriq Hersono merupakan seorang pemuda yang telah bergelut pada bidang wirausaha dengan beragam pengalaman bisnis, dan pemberdayaan masyarakat sebagai petani nata de coco merupakan salah satu kegiatan yang sedang ditekuni. “ Pelatihan budidaya nata de coco menggunakan sejumlah bahan yang dapat dengan mudah ditemukan diantaranya adalah air kelapa, gula, urea/ amonium sulfat, asam cuka, dan bibit. Pasca 5-7 hari, campuran bahan tersebut akan berubah menjadi padatan dengan tekstur kenyal seperti halnya jeli” Ujar Toriq.

Wayan Aryudi dan Made Suama selaku perwakilan masyarakat Bhuana Shanti mengapresiasi kegiatan pelatihan yang diprakarsai oleh dosen ITERA. Aryudi dan Suama berharap agar kegiatan ini tidak putus di tengah jalan perlu adanya pembimbingan yang kontinu untuk mendukung masyarakat agar memiliki motivasi untuk berkecimpung sebagai wirausahawan.