Dosen ITERA Teliti Bahan Alami Sebagai Obat Anti Kanker

Dosen ITERA Teliti Bahan Alami Sebagai Obat Anti Kanker

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Tim dosen Institut Teknologi Sumatera (ITERA) dari Pusat Riset dan Inovasi Material Hayati dan Material Alami tengah melakukan penelitian tentang beberapa bahan alami yang dapat dimanfaatkan sebagai obat anti kanker. Hal ini menjadi bagian inovasi yang coba dikembangkan dari kampus.

Sekretaris Purino Material Hayati dan Material Alami ITERA Dr. Rahmat Kurniawan, S.Si., M.Si., yang juga dosen Program Studi Kimia menyampaikan berbagai metode bisa dilakukan guna mendapatkan senyawa organik yang bisa digunakan sebagai obat-obatan, khususnya obat-obatan kanker. Senyawa organik bisa didapatkan dari berbagai macam bahan alam, terlebih lagi Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman hayati paling tinggi di dunia.

“Contohnya pada tumbuhan tapak dara yang dapat kita temui di ITERA, pada tumbuhan tapak dara memiliki kandungan alkaloid yang bernama vinkristin yang saat ini biasa digunakan untuk obat kanker stadium 3 dan 4,” ujar Rahmat, Senin, 7 Juni 2021.

Selain itu, Rahmat menambahkan, saat ini tim peneliti Purino Material Hayati dan Material Alami ITERA juga sedang meneliti tanaman taxus sumatrana atau yang dikenal dengan Cemara Sumatera yang memiliki senyawa organik yang bisa dikembangkan juga sebagai obat antikanker yang Bernama Paclitaxel.

“Pada tumbuhan tapak dara yang dapat kita temui di ITERA, pada tumbuhan tapak dara memiliki kandungan alkaloid yang bernama vinkristin yang saat ini biasa digunakan untuk obat kanker stadium 3 dan 4.”

Sebagai upaya memperkaya kajian tentang pemanfaatan bahan alami sebagai obat, Purino Material Hayati dan Material Alami ITERA, beberapa waktu lalu juga menyelenggarakan website seminar (webinar) bertajuk “Pengembangan Material Alami dan Material Hayati sebagai Obat Anti Kanker”, Jumat, 4 Juni 2021. Kegiatan yang merupakan kerja sama tim peneliti penerima Hibah Penelitian ITERA 2021 tersebut menghadirkan narasumber Peneliti Pusat Penelitian Kimia LIPI Siti Nurul Aisyiyah Jenie, Ph.D.

Dalam kesempatan tersebut, Siti menyampaikan materi tentang Silika Mesopori berbasis Mineral Alam : Modifikasi dan Potensinya sebagai Platform Deteksi Biomarker Kanker. Selain itu, Siti juga memaparkan bahwa pada tahun 2012 terdapat 770.000 kasus kanker dan 520.000 kasus kematian karena kanker. Diprediksi kasus tersebut akan meningkat hingga sebesar 70% di Tahun 2030.

“Salah satu penyebab kasus kematian yang cukup siknifikan karena kanker adalah karena rata-rata orang baru terindikasi kanker pada saat mereka sudah ada di stage 2 ataupun stage 3. Karena itu saat ini para peneliti Kimia LIPI sedang mengembangkan pembuatan alat deteksi dini kanker yang menggunakan bahan anorganik dari material alam dengan pendekatan nanoteknologi,” ujar Siti.

Siti menyebut, bahan yang dipilih untuk digunakan sebagai alat deteksi dini adalah silikon mesopore.

Sementara Ketua Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Penjamin Mutu (LPPPM) ITERA, Acep Purqon, Ph.D, berharap melalui webinar dan berbagai riset yang dikembangkan para dosen, diharapkan akan muncul berbagai inovasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, baik di Sumatera, ataupun di Indonesia secara umum. (Rilis/Humas)