Diskusi International Womens Day ITERA Hadirkan Tokoh Perempuan Lampung

Diskusi International Womens Day ITERA Hadirkan Tokoh Perempuan Lampung

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Diskusi memperingati International Women’s Day yang diadakan kerja sama Institut Teknologi Sumatera (ITERA) dan Fajar Surya Televisi,  di Kampus ITERA, Selasa (10/3/2020) menghadirkan para tokoh perempuan di Provinsi Lampung.  Mereka adalah Wakil Ketua DPRD Provinsi Lampung Ririn Kuswantari, S.Sos, MH, Ketua Kejaksaan Negeri Bandar Lampung Yusna Adia, SH. MH., Ketua Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan ITERA Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T., dan Bupati Tulangbawang yang diwakili oleh Asisten III Dr. Untung Widodo, M.Si.

Mewakili Rektor ITERA, Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Ing. Mitra Djamal dalam sambutannya menyampaikan, diskusi seputar kekerasan terhadap perempuan dalam rangka peringatan International Women’s Day, diharapkan dapat memperkaya pengetahuan mahasiswa ITERA dan para peserta tentang fenomena yang ada di masyarakat. Selain itu, dengan pengetahuan yang didapatkan, mahasiswa juga dapat menjadikan permasalahan perempuan sebagai topik-topik penelitian, mengapa masih terus terjadi kekerasan, dan mahasiswa perlu ikut memberikan solusi.

“Para pakar perempuan hari ini sudah berkumpul, mudah-mudahan forum ini bisa memberikan sumbangan pemikiran sebagai solusi terkait permasalahan yang selama ini terjadi,”ujar Prof. Mitra.

Dalam diskusi yang dimoderatori oleh Presenter Fajar Surya Sumatera Tv tersebut, Wakil Ketua DPRD Provinsi Lampung Ririn Kuswantari, S.Sos, MH, memaparkan seputar regulasi yang telah dibuat pemerintah dalam melindungi perempuan dan anak, baik nasional maupun di Provinsi Lampung. Selain itu, Ririn juga membahas  tentang pengarusutamaan gender yang akhirnya dapat memberikan kesempatan perempuan muncul menjadi pemimpin dalam berbagai bidang. Ririn berharap, dengan adanya diskusi yang diadakan di ITERA, mahasiswa dan masyarakat dapat lebih memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap permasalahan perempuan, dan bisa aktif mencegah kekerasan pada perempuan.

Sementara Ketua Kejaksaan Negeri Bandar Lampung, Yusna Adia, SH. MH., mengimbau di era serba teknologi, mahasiswa dan generasi muda, terutama perempuan lebih berhati-hati, karena selain kekerasan secara langsung saat ini banyak kasus kekerasan perempuan secara digital.  “Saat ini siapapun semakin mudah mengakses teknologi informasi, anak-anak bahkan bisa menjadi korban kekerasan melalui media digital, sehingga perlu sosialisasi, pencegahan dan edukasi pendidikan seksual sejak dini,”ujar Yusna.

“Saat ini siapapun semakin mudah mengakses teknologi informasi, anak-anak bahkan bisa menjadi korban kekerasan melalui media digital, sehingga perlu sosialisasi, pencegahan dan edukasi pendidikan seksual sejak dini.”

Ketua Jurusan Infrastruktur dan Kewilayahan ITERA Dr. Rahayu Sulistyorini, memaparkan, berdasarkan data, Indonesia merupakan negara kedua paling berbahaya bagi perempuan di Kawasan Asia Pasifik, setelah India. Indonesia secara regulasi juga masih lemah dalam hal perlindungan terhadap perempuan dan masih adanya ketimpangan gender.

Kekerasan Verbal

Rahayu menilai, salah satu penyebab utama kekerasan terhadap perempuan adalah masih adanya relasi kuasa, bahwa perempuan lebih lemah.  Sehingga, kekerasan terhadap perempuan masih dapat terjadi di mana saja, dan oleh siapa saja yang dianggap lebih kuat, atau memiliki kuasa. Untuk itu, Rahayu berharap mahasiswa dan generasi muda lebih peka, dan waspada terhadap kekerasan, baik yang dilakukan secara fisik ataupun verbal.

“Mahasiswa harus hati-hati, jangan melakukan bullying atau body shaming karena itu juga menjadi kekerasan, bahkan bisa lebih terus membekas pada korbannya,”ujar Rahayu.

“Mahasiswa harus hati-hati, jangan melakukan bullying atau body shaming karena itu juga menjadi kekerasan, bahkan bisa lebih terus membekas pada korbannya.”

Selain itu, Rahayu berharap lingkungan pendidikan, seperti kampus juga bisa menjadi lingkungan yang aman bagi perempuan, dan dapat turut mengedukasi masyarakat tentang kesetaraan gender.

Mewakili Bupati Tulangbawang, Asisten III Dr. Untung Widodo, M.Si., menjelaskan seputar arahan dan kebijakan Bupati Tulangbawang, Winarti yang disebut menjadi perwujudan keberpihakan kepada perempuan. Salah satu wujud kepedulian pemerintah yaitu dengan membuat program-program yang memberdayakan perempuan baik secara ekonomi, dan sektor lain.

“Saat ini yang dibutuhkan adalah kerja sama seluruh pihak, tidak hanya pemerintah tetapi juga masyarakat perlu terlibat dalam mendorong keterlibatan perempuan, dan melindungi perempuan dari kekerasan,”ujar Untung Widodo. [Humas]