Cegah Stunting, Mahasiswa Itera Ajarkan Inovasi Pangan Fungsional dari Daun Kelor

Cegah Stunting, Mahasiswa Itera Ajarkan Inovasi Pangan Fungsional dari Daun Kelor

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS – Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (Itera) mengajarkan inovasi pangan fungsional berbasis daun kelor kepada kader posyandu Desa Banjar Agung, Sabtu, 6 September 2025. Kegiatan ini menjadi upaya konkret dalam pencegahan stunting sekaligus pemberdayaan masyarakat melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dalam skema Desa Binaan–KKN Rekognisi.

Program bertema “Daun Kelor sebagai Produk Nutrasetika untuk Pencegahan Stunting” ini melibatkan mahasiswa, dosen, serta kader posyandu, dengan kolaborasi tiga program studi, yakni Farmasi, Sains Aktuaria, dan Teknologi Industri Pertanian. Tujuannya tidak hanya meningkatkan status gizi balita, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi masyarakat desa.

Kegiatan diawali dengan edukasi manfaat daun kelor untuk mencegah stunting yang disampaikan oleh apt. Untia Kartika Sari Ramadhani, M.Farm. Selain mendapatkan materi, peserta juga diajarkan membuat diversifikasi produk pangan fungsional berbasis kelor, di antaranya teh kelor, herba jeli kelor, sago herba jeli kelor, dan omelet kelor. Para kader posyandu terlihat antusias dan menyatakan siap menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

Selain mendapatkan materi, peserta juga diajarkan membuat diversifikasi produk pangan fungsional berbasis kelor, di antaranya teh kelor, herba jeli kelor, sago herba jeli kelor, dan omelet kelor.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN Rekognisi, Dila Tirta Julianty, S.Si., M.Si., menyebut program ini sebagai contoh penerapan ilmu pengetahuan yang bermanfaat langsung bagi masyarakat. “Pemanfaatan daun kelor yang berlimpah, murah, dan bergizi tinggi diharapkan mampu menjadi solusi nyata dalam menjawab persoalan gizi di desa,” ujar Dila.

Ketua Kelompok KKN Rekognisi, Septri Susilo Zaky, menekankan pentingnya peran generasi muda untuk hadir di tengah masyarakat. “Pendidikan baru bermakna ketika kita mampu mengabdi dan memberikan manfaat nyata,” katanya.

Sementara itu, perwakilan kader posyandu Desa Banjar Agung, Erna, mengapresiasi langkah Itera. “Program ini memberi pengetahuan baru mengenai produk nutrasetika berbasis daun kelor untuk pencegahan stunting. Kami berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut,” ungkapnya.

Selain edukasi dan pelatihan, suasana kegiatan semakin semarak dengan kuis interaktif seputar manfaat kelor dan stunting, yang ditutup dengan pembagian door prize serta foto bersama. Melalui program ini, Itera berharap dapat membantu menurunkan prevalensi stunting sekaligus mendorong kemandirian pangan desa dengan memanfaatkan potensi lokal. (Rilis/Humas)