Dosen ITERA Latih Petani Teknik Pembuatan Biochar dari Limbah Tongkol Jagung

Dosen ITERA Latih Petani Teknik Pembuatan Biochar dari Limbah Tongkol Jagung

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Tim dosen Institut Teknologi Sumatera melatih Kelompok Tani Peci Makmur, Way Galih, Kecamatan Tanjung Bintang, Lampung Selatan, membuat biochar dari limbah tongkol jagung, Sabtu, 1 Mei 2021. Biochar merupakan bahan arang aktif yang dapat digunakan sebagai pembenah tanah untuk mengurangi pencemaran lingkungan pertanian dan potensial menjaga kesuburan tanah.

Dalam pelatihan yang merupakan rangkaian Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ITERA tersebut, para petani dilatih langsung oleh dosen Prodi Teknik Biosistem ITERA, Nova Anika, S,TP., M.Si, Ph.D, dan Dr. Melbi Mahardika, S.T., serta Dr. Jabosar R. H. Panjaitan, ST., MT., dan Dr. Eng. Feerzet Achmad ST., MT dosen Prodi Teknik Kimia. Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa Prodi Teknik Biosistem, ITERA yaitu Intan Nur Azizah, Dhiya Asti Ramadhani, dan Riska Anggraini.

Ketua Program PkM, Nova Anika, S,TP., M.Si, Ph.D, menyebut pelatihan tersebut bertujuan untuk melatih petani dalam pemanfaatan limbah biomassa hasil produksi jagung menjadi biochar. Melalui kegiatan ini diharapkan petani jagung mampu memanfaatkan limbah tongkol jagung untuk diubah menjadi biochar, yang memiliki banyak manfaat seperti sebagai pembenah tanah. “Biochar merupakan arang yang terbuat dari limbah biomassa seperti salah satunya tongkol jagung yang dapat memperbaiki kualitas tanah dan meningkatkan produktivitas hasil pertanian,” ujar Nova.

“Biochar merupakan arang yang terbuat dari limbah biomassa seperti salah satunya tongkol jagung yang dapat memperbaiki kualitas tanah dan meningkatkan produktivitas hasil pertanian.”

Praktik Langsung

Dalam pelatihan, selain memperoleh pengetahuan seputar biochar melalui workshop, peserta juga diajak langsung melakukan pengolahan tongkol jagung menjadi biochar dengan beberapa metode yaitu konvensional, klin drum tertutup dan klin drum terbuka.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Peci Makmur, Soli menyambut baik pelatihan tersebut dengan harapan petani dapat memproduksi biochar yang tidak hanya dapat diaplikasikan di lahan jagung sendiri tetapi dapat menjadi peluang usaha baru untuk peningkatan penghasilan petani. Sebab, tongkol jagung selama ini hanya dibuang dan dibakar tanpa diolah menjadi bahan yang lebih bermanfaat atau memiliki nilai ekonomi.

“Melalui pelatihan tersebut diharapkan para petani dapat membuat biochar secara mandiri untuk pembenah tanah sehingga produktivitas hasil tani kami dapat terus meningkat,” ujar Soli.

Soli menjelaskan, kelompok Tani Peci Makmur merupakan kelompok petani jagung yang beranggotakan 25 orang dengan rata-rata luas lahan 2 Ha per orang. Tanaman jagung ditanam dua kali setahun dengan periode musim tanam pertama pada bulan November dan bulan Maret. Rata-rata produktivitas lahan jagung 13 – 14 ton/ha dengan produksi jagung pipil 8-9 ton/ha. Melalui penambahan biochar, produktivitas lahan jagung tersebut dapat terus ditingkatkan sehingga menambah perekonomian para petani. (Rilis/Humas)