Gempa Berulang Pesawaran Bisa Dipicu Curah Hujan Tinggi

Gempa Berulang Pesawaran Bisa Dipicu Curah Hujan Tinggi

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Terkait gempa yang mengguncang Kabupaten Pesawaran, Lampung, dengan kekuatan 3,8 Magnitudo, beberapa waktu lalu, dan berulang hingga 17 kali (berdasarkan catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), dosen Program Studi Teknik Geofisika ITERA Erlangga Ibrahim Fattah, S.Si., M.T., menyebut fenomena tersebut merupakan fenomena baru. Sebab berdasarkan riset yang dilakukan tentang gempa di Selat Sunda, dan Lampung, tidak pernah terjadi gempa kecil yang signifikan dan terjadi berulang dengan kekuatan kecil dan terjadi pada posisi dangkal.

“Biasanya kalaupun terjadi dalam posisi yang dalam, sekitar 70-100 km di bawah permukaan air laut. Jadi sebetulnya fenomena gempa berulang di Pesawaran ini adalah fenomena baru,” ujar Erlangga.

Erlangga menjelaskan, secara geologi, Sesar Sumatera yang berada di bagian Barat Provinsi Lampung, terpecah menjadi dua jalur. Pertama mengarah di sepanjang Bukit Barisan Selatan dan satu lagi membelok ke arah timur mengarah ke daerah Kotaagung, Tanggamus, meski tidak tepat di bawah Kotaagung. Lokasi tersebut terbilang sangat jauh dari pusat gempa di Pesawaran.

(Sumber : BMKG)

Namun, menurut Erlangga tidak menutup kemungkinan, Sesar Sumatera memiliki sesar-sesar kecil, yang mengarah hingga ke daerah Pesawaran. “Jika ada sesar besar kemungkinan memang ada sesar kecil,” ungkap Erlangga. Erlangga melanjutkan, gempa berulang di Pesawaran juga berbeda dengan gempa berulang yang kerap terjadi. Biasanya gempa-gempa kecil terjadi setelah gempa besar terjadi. Namun, fenomena gempa di Pesawaran tidak diawali gempa besar. “Sangat jarang gempa kecil terjadi dengan intensitas sering, karena biasanya ada pemicunya yaitu gempa besar. Namun berbeda dengan di Pesawaran,” ujar Erlangga.

“Gempa berulang di Pesawaran juga berbeda dengan gempa berulang yang kerap terjadi. Biasanya gempa-gempa kecil terjadi setelah gempa besar terjadi. Namun, fenomena gempa di Pesawaran tidak diawali gempa besar.”

Daerah Perbukitan

Namun analisa ke dua, menurut Erlangga, kemungkinan gempa terjadi karena curah hujan yang tinggi selama beberapa bulan terakhir. Terlebih daerah Pesawaran juga daerah yang berbukit yang resapannya airnya sangat baik. “Bisa jadi karena curah hujan yang tinggi dan daerah Pesawaran cukup banyak perbukitan yang menjadi area resapan air yang baik, jadi kemungkinan air hujan terus menerus masuk ke sesar kecil yang masuk ke sesar Sumatera,” ujar Erlangga.

Erlangga menyebut, sebagaiman kajian geologi, sebetulnya Bumi tidak diam, namun terjadi gerakan meski dalam ukuran sangat kecil, yaitu 5-8 mm pertahun. Karena masuknya air ke bagian sesar-sesar kecil, maka kemungkinan mengakibatkan pergerakan dan memunculkan gempa-gempa kecil. Erlangga berharap, masyarakat tidak terlalu cemas, namun tetap perlu waspada. Sebab lebih baik gempa muncul sekarang dan dalam skala yang kecil, dibanding tidak pernah terjadi gempa, yang justru akan memunculkan potensi gempa besar terjadi. (Humas)