ITERA NEWS – Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Program Desa Binaan Institut Teknologi Sumatera (Itera) mengadakan pelatihan budidaya maggot di Desa Purwodadi Dalam, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Lampung Selatan, pada hari Selasa, 5 Agustus 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan solusi inovatif dalam pengelolaan limbah organik sekaligus membuka peluang usaha baru bagi masyarakat desa.
Ketua Tim pelaksana program, Rinda Gusvita, S.T.P., M.Sc., menyampaikan bahwa budidaya maggot merupakan salah satu pendekatan ekonomi sirkuler yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi tinggi. “Desa Purwodadi Dalam memiliki potensi limbah yang besar dan belum terkelola dengan baik, terutama limbah ampas tahu yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan pada proses pembesaran maggot. Metode ini dapat mempercepat siklus budidaya dan menghasilkan pakan alami bernutrisi tinggi untuk ternak dan ikan,” ujar Rinda.
“Desa Purwodadi Dalam memiliki potensi limbah yang besar dan belum terkelola dengan baik, terutama limbah ampas tahu yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan pada proses pembesaran maggot. Metode ini dapat mempercepat siklus budidaya dan menghasilkan pakan alami bernutrisi tinggi untuk ternak dan ikan.”
Rinda menambahkan bahwa konsep ini tidak hanya menyelesaikan persoalan pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga, tetapi juga menciptakan sumber ekonomi baru bagi masyarakat. Budidaya maggot ini bahkan dapat diintegrasikan ke dalam unit usaha desa seperti BUMDes atau bank sampah yang telah ada di desa tersebut, serta mendukung sektor peternakan dan perikanan lokal. Timnya telah merancang biopond atau kendang budidaya maggot yang dapat memastikan maggot akan terpisah dari bekas maggot (kasgot) jika waktu panen tiba.
Usaha Berkelanjutan
Kepala Desa Purwodadi Dalam menyatakan dukungan penuh terhadap pelaksanaan program ini. Ia berharap pelatihan ini bisa menjadi awal dari pengembangan usaha budidaya maggot secara berkelanjutan di desanya. Dalam kesempatan tersebut, beliau juga mengusulkan agar peserta pelatihan melakukan kunjungan langsung ke kandang maggot milik Paiman, narasumber dalam pelatihan tersebut, guna mendapatkan gambaran nyata strategi budidaya yang telah berhasil diterapkan.
Dalam sesi pelatihan, Paiman berbagi pengalamannya dalam membudidayakan maggot dengan memanfaatkan limbah sayuran dari pasar, sisa makanan hajatan, hingga limbah roti dari pabrik yang ia peroleh dengan harga murah atau bahkan gratis. Paiman juga mengungkapkan bahwa ia menerima bantuan dari Dompet Dhuafa berupa fasilitas kandang maggot yang terintegrasi dengan peternakan unggas dan kolam ikan lele. “Dengan metode ini, saya bisa menekan biaya pakan ikan hingga 80%. Maggotnya saya pakai untuk pakan ayam, entok, dan ikan lele. Bekas maggotnya digunakan untuk pupuk di kebun anggur” ungkapnya.
Pelatihan ini disambut antusias oleh warga desa yang hadir. Diharapkan, kegiatan ini mampu menjadi langkah awal dalam mengembangkan budidaya maggot sebagai solusi berkelanjutan untuk pengelolaan limbah organik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Purwodadi Dalam. (Rilis/Humas)