Peringati 142 Tahun Letusan Krakatau, Fakultas Sains Itera Gelar Nobar Film Krakatoa: The Last Days

Peringati 142 Tahun Letusan Krakatau, Fakultas Sains Itera Gelar Nobar Film Krakatoa: The Last Days

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS – Fakultas Sains mengadakan kegiatan bertajuk Itera Scientific Expedition and Exploration (I-SEE) Krakatau 2025. Kegiatan tersebut resmi dibuka oleh Dekan Fakultas Sains, Dr. Ikah Ning P. Permanasari, S.Si., M.Si., bertepatan dengan peringatan 142 tahun peristiwa bersejarah letusan Gunung Krakatau, Rabu, 27 Agustus 2025. Dalam kegiatan yang dipusatkan di Amphitheater Embung C Itera, diadakan pemutaran film Krakatoa: The Last Days, produksi BBC, yang menyoroti pentingnya memahami peran setiap unsur kehidupan di bumi.

Film tersebut menekankan pesan bahwa “tidak ada di bumi ini yang tumbuh tanpa ada fungsinya.” Melalui tayangan visual, Penonton diajak memahami keterkaitan antara fenomena alam dan dampaknya terhadap kehidupan. Pemutaran film ini sekaligus menjadi pintu masuk menuju sesi diskusi bersama narasumber utama, Koordinator Prodi Teknik Geologi, Angga Jati Widiatama, S.T., M.T., dan dosen Biologi Novriadi, S.Si., M.Si.

Dekan Fakultas Sains, Dr. Ikah Ning Prasetiowati Permanasari, S.Si., M.Si., menuturkan, pengalaman kunjungannya bersama wakil rektor Itera ke Kagoshima, Jepang wilayah dengan Gunung Sakurajima yang masih aktif memberikan inspirasi bagi Itera untuk lebih serius mengelola potensi riset dan pemanfaatan data terkait Gunung Krakatau.

“Di Jepang, infrastruktur dan laboratorium penelitian sudah mendukung pemantauan gunung api secara lengkap, termasuk dukungan dari Universitas Tokyo. Sedangkan kita di Lampung memiliki Gunung Krakatau, tetapi belum sepenuhnya melakukan hal serupa,” ujar Dr. Ikah.

Di Jepang, infrastruktur dan laboratorium penelitian sudah mendukung pemantauan gunung api secara lengkap, termasuk dukungan dari Universitas Tokyo. Sedangkan kita di Lampung memiliki Gunung Krakatau, tetapi belum sepenuhnya melakukan hal serupa

Melalui kegiatan ekspedisi Krakatau, Fakultas Sains sedang berupaya membangun bank data yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan mitigasi bencana. Sebab menurut Dr. Ikah kesadaran masyarakat terhadap bencana harus diikuti dengan kemampuan dalam merespons dan melakukan langkah mitigasi.

Sementara dalam sesi diskusi, Angga Jati Widiatama, menjelaskan bahwa erupsi gunung api dapat menjadi pemicu bencana global, terutama bila terjadi pada gunung berapi yang terletak di garis khatulistiwa karena dampaknya akan lebih luas. Ia juga mengutip catatan catatan para leluhur dulu yang telah menyebutkan fenomena yang akan terjadi dari letusan gunung Krakatau

Sesi diskusi berlangsung interaktif, ditandai dengan sejumlah pertanyaan dari peserta yang menanyakan bagaimana cara memperkirakan umur lempeng Bumi. Pertanyaan lain datang dari perwakilan mahasiswa Fisika yang menanyakan mengapa Papua tidak memiliki gunung berapi. Narasumber menjelaskan bahwa wilayah Papua tidak termasuk jalur Cincin Api Pasifik, melainkan kategori pegunungan non-vulkanik.

Tim Liputan
Penulis :
Muhammad Fauzi Zuhdy (PWK)
Fotografer :
Sovi Alni (Teknik Sipil)