OAIL ITERA Berhasil Amati Fenomena Lidah Api Matahari
[:id]Kenampakan fenomena Prominensa atau lidah api Matahari hasil pengamatan OAIL ITERA[:]

OAIL ITERA Berhasil Amati Fenomena Lidah Api Matahari

Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Tim Observatorium Astronomi ITERA Lampung (OAIL) berhasil mengamati fenomena prominensa atau lidah api Matahari, menindaklanjuti peringatan solar storm and huge promonence dari spaceweather.com pada Senin, 18 Juli 2022 Pukul 12.45 WIB. Pengamatan dilakukan oleh Muly Prety Mahayu, salah satu mahasiswa Sains Astmosfer dan Keplanetan ITERA menggunakan teleskop Coronado Solarmax 70 mm, dengan kamera ZWO ASI178MM, ekposure 2,06ms 300 frame di Rooftop Gedung C, ITERA Lampung.

Prominensa atau biasa dikenal sebagai lidah api Matahari adalah fitur besar yang membentang dan membentuk loop (untai) keluar dari permukaan Matahari (Fotosfer) hingga ke atmosfer terluar Matahari (Korona). Diketahui bahwa Matahari memiliki medan magnet yang tidak merata di setiap bagiannya. Meski Matahari tetap memiliki kutub utara dan selatan, namun akibat rotasi serta medan magnet yang ada dimana-mana dan tidak stabil, mengakibatkan terjadinya sunspot (Bintik Matahari). Bila terdapat sunspot, berarti ada medan magnet Matahari yang masuk atau keluar dengan membawa plasma. Karena terbentuknya di beberapa tempat, maka mengakibatkan terjadinya puntiran, tabrakan diantaranya dan  jadilah prominensa.

“Bumi tidak akan terdampak, namun jaringan listrik dan satelit buatan berisiko terkena dampak badai matahari.” tutur Dr.Hakim

Kepala OAIL ITERA  Dr. Hakim L. Malasan menjelaskan saat prominensa  putus atau saling bertabrakan, maka akan membentuk Flare. Lebih lanjut, Hakim menjelaskan bahwa Flare adalah ledakan Matahari yang terjadi akibat energi yang tersimpan dalam medan magnetik yang dilepaskan secara tiba-tiba dan dalam waktu yang singkat, sehingga seolah – olah langit berubah menjadi lebih terang. Kemudian jika energi yang dilepaskan meledak hingga ke luar angkasa dengan skala yang besar bahkan pengaruhnya bisa sampai ke magnetosfer, atmosfer dan medan magnetik Bumi. Kejadian inilah yang disebut dengan fenomena Badai Matahari.

Dr. Hakim  menuturkan dari fenomena badai matahari tersebut  Bumi tidak akan terdampak. Namun jaringan listrik, sistem penentuan posisi global, satelit buatan adalah yang  paling berisiko terkena dampak badai matahari, karena lonjakan daya, misalnya, dapat meledakkan transformator listrik. Selain itu, badai Matahari ini juga berdampak pada intensnya aurora borealis, yakni fenomena pancaran cahaya di langit hijau pada lintang tinggi geografis dimalam hari.