Lewat Program Ruang Kita, Dosen Itera Hadirkan Lingkungan Perumahan Ramah Anak di Lampung Selatan

Lewat Program Ruang Kita, Dosen Itera Hadirkan Lingkungan Perumahan Ramah Anak di Lampung Selatan

Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS –  Institut Teknologi Sumatera (Itera) menunjukkan kepeduliannya terhadap keselamatan dan kenyamanan masyarakat melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bertajuk Ruang Kita. Program ini diwujudkan dengan penataan lingkungan Perumahan Restu Bumi Residence, Sabah Balau, Lampung Selatan, agar lebih ramah anak dan mudah dijangkau.

Tim dosen dan mahasiswa Itera dari Kelompok Keilmuan Socio-Spatial Design merespons langsung keluhan warga terkait sulitnya navigasi lingkungan akibat tata letak blok hunian yang terpencar dan minim penanda arah. Kondisi tersebut kerap menyulitkan tamu maupun kurir logistik saat mencari alamat.

Ketua Tim PkM, Stirena Rossy Tamariska, S.T., M.Ars., Ph.D., menjelaskan bahwa persoalan lain yang tak kalah penting adalah aspek keselamatan anak. Banyak anak bermain di jalan lingkungan tanpa adanya rambu peringatan, sehingga berpotensi membahayakan keselamatan mereka.

“Kami melihat kebutuhan mendesak akan penanda lingkungan dan rambu keselamatan. Anak-anak sering bermain di jalan, sementara kendaraan tetap melintas. Ini menjadi perhatian serius kami,” ujarnya.

Menjawab persoalan tersebut, tim Itera menerapkan pendekatan lintas disiplin dengan menggabungkan keilmuan Arsitektur dan Desain Komunikasi Visual (DKV). Solusi yang dihadirkan meliputi pemasangan sistem penunjuk arah (wayfinding) dan rambu keselamatan sebagai bentuk intervensi fisik yang berdampak langsung bagi warga.

Persoalan lain yang tak kalah penting adalah aspek keselamatan anak. Banyak anak bermain di jalan lingkungan tanpa adanya rambu peringatan, sehingga berpotensi membahayakan keselamatan mereka.

Realisasi program dilakukan bersama warga pada Sabtu, 13 Desember 2025, dengan pemasangan 15 unit plang di titik-titik strategis. Rinciannya, 13 plang penunjuk arah blok hunian dan dua rambu keselamatan bertuliskan “Pelan-pelan Banyak Anak-Anak” di area ruang terbuka.

Dalam pelaksanaannya, tim menghadapi tantangan keterbatasan waktu warga yang mayoritas bekerja. Untuk itu, Itera menerapkan metode participatory design melalui diskusi berjenjang bersama perwakilan warga agar proses perencanaan tetap inklusif dan efektif.

Tokoh masyarakat setempat, Deddy Sp, mengapresiasi keterlibatan aktif Itera yang dinilai memberi dampak nyata bagi lingkungan. Warga bahkan bergotong royong secara swadaya membantu proses pemasangan plang.

“Sekarang lingkungan lebih tertata. Tamu tidak bingung, dan pengendara jadi lebih berhati-hati karena ada rambu. Kami merasa lebih aman,” ujarnya. (Rilis/Humas)