ITERA NEWS. Institut Teknologi Sumatera (Itera) menghadirkan Honorary Professor, Prof. Chung Han Chan dari National Central University, Taiwan. Prof. Chan akan berada di Itera selama lima hari, 15 -20 Juli 2024, untuk memberikan berbagai kuliah, talkshow, workshop, hingga focus group discussion tentang kegempaan yang menjadi kepakarannya.
Sebagai pembuka kegiatan, Prodi Geofisika Itera mengadakan studium general tentang kegempaan dengan narasumber Prof. Chung Han Chan. studium general Ā tersebut mengangkat tema Taiwan and Earthquakes: An Innovative Perspective, yang dilaksanakaan di Aula GKU 2 Itera, Senin, 15 Juli 2024.
Dalam sambutannya, Prof. Chan merasa Itera adalah rumah keduanya. Ia kemudian memaparkan, bahwa sama halnya dengan Indonesia, angka gempa di Taiwan juga sangat tinggi. Lebih dari 200M kejadian dengan skala lebih dari 6.0 dalam seabad terakhir. Acara ini juga turut dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Itera, Prof. Dr. Eng. Khairrurijal, M.Si., Ā perwakilan dari BMKG, Basarnas, BPBD, Komunitas Sebay Lampung (Non-Govermental Organization), serta para dosen dan mahasiswa Itera.
Muncul pertanyaan awal bagi para saintis yakni, bagaimana menciptakan alarm kegempaan yang dapat diandalkan? Dengan mengembangkan penelitian menggunakan artificial intelligence, diharapkan early warning system akan lebih akurat dan tepat waktu
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Chan juga menjelaskan tentang sejarah kegempaan di Taiwan serta mempelajari perbandingan jumlah korban akibat gempa bumi. Ia juga memperlihatkan video bahwa bencana bisa datang sangat cepat dan tiba-tiba, namun bukan tidak mungkin untuk melakukan perlindungan untuk meminimalisir korban jiwa. DariĀ pembelajaran tersebut, didapatkan kesimpulan bahwasanya masyarakat bisa mencegah kerusakan akibat dari bencana tersebut dengan adanya early warning. Prof. Chan menekankan langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi dampak gempa.
āMuncul pertanyaan awal bagi para saintis yakni, bagaimana menciptakan alarm kegempaan yang dapat diandalkan? Dengan mengembangkan penelitian menggunakan artificial intelligence, diharapkan early warning system akan lebih akurat dan tepat waktu,ā ujar Prof. Chan
Selain untuk tindakan preventif, teknologi juga dapat membantu meramalkan durasi kegempaan, gempa susulan, besaran gempa serta kapan kejadian serupa akan datang kembali. Secara menyeluruh, pengembangan peta tersebut dan peta kebencanaan akan berguna bagiĀ perencanaan kota dan regulasinya.
Selain studium general, beberapa diskusi dengan honorary professor tersebut juga akan dilaksanakan beberapa hari ke depan dalam bentuk talkshow, workshop, dan focus group discussion tidak hanya tentang kegempaan tetapi juga tentang potensi studi lanjut di Taiwan, pengolahan data gempa bumi dengan metode terbaru (state-of-the-art), pertukaran pengetahuan dalam sistem pendidikan. Seluruh agenda tersebut dapat diikuti oleh mahasiswa Itera dan umum.
Tim Liputan
Penulis : Desisonia Lilia Hadi Putri
Fotografer : Angel Natalie Nauli Siregar (Desain Komunikasi Visual)