Itera Dorong Inovasi Desa dan Konservasi Lingkungan Lewat KKN Internasional 2025

Itera Dorong Inovasi Desa dan Konservasi Lingkungan Lewat KKN Internasional 2025

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Institut Teknologi Sumatera (Itera) menunjukkan kontribusi nyata dalam pembangunan desa dan kolaborasi global melalui peran sebagai tuan rumah KKN Internasional 2025. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa dari berbagai kampus nasional dan luar negeri untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat di wilayah Lampung Timur.

Sebagai bagian dari pelaksanaan program, tim dosen pendamping yang dipimpin oleh Jarwinda, S.Si., M.T., melaksanakan kunjungan lapangan ke dua desa lokasi KKN pada Selasa, 5 Agustus 2025 , yaitu Desa Braja Gemilang (Kecamatan Braja Selebah) dan Desa Rantau Jaya Udik II (Kecamatan Sukadana).

Di Desa Braja Gemilang, mahasiswa menginisiasi sejumlah kegiatan yang berfokus pada peningkatan nilai produk lokal berupa olahan mokaf (tepung singkong). Kegiatan mencakup pembuatan produk turunan seperti stick mokaf dan tiwul, pengembangan desain kemasan, hingga produksi konten video sebagai sarana edukasi. Selain itu, mahasiswa juga berperan dalam perancangan eco print dari singkong, pengembangan konsep ruang terbuka hijau (RTH), dan pendampingan layanan Posyandu untuk remaja dan lansia.

Kepala Desa Braja Gemilang, Agus Wahyono, menyambut baik kehadiran mahasiswa KKN. Ia menyampaikan harapannya agar program ini dapat membantu memajukan potensi lokal.

Mokaf adalah produk unggulan desa kami. Dengan adanya inovasi dari mahasiswa, kami berharap bisa meningkatkan daya saing produk ini di pasaran,” ujarnya.

Kepala Desa, Agus Wahyono juga menyampaikan apresiasi atas kontribusi mahasiswa terhadap inovasi dan branding agar produk lokal dapat memiliki nilai maksimal.

Sementara itu, di Desa Rantau Jaya Udik II, mahasiswa KKN Internasional memiliki keunikan tersendiri yaitu fokus pada isu lingkungan dan mitigasi konflik satwa. Salah satu kegiatan utama adalah pemetaan 21 titik wilayah rawan interaksi manusia dan gajah, yang dilanjutkan dengan penanaman sereh sebagai langkah pencegahan alami. Hasil kegiatan tersebut akan dituangkan dalam bentuk peta visual yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Menurut Jarwinda, KKN harus menjadi sarana untuk menciptakan dampak jangka panjang. “Kami mendorong mahasiswa untuk tidak hanya menyelesaikan program di atas kertas, tetapi benar-benar menghadirkan solusi yang berkelanjutan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ungkapnya.

Kegiatan KKN Internasional ini menjadi bukti nyata peran Itera sebagai kampus berbasis teknologi yang mendukung pengembangan desa dan penguatan kapasitas masyarakat. Itera tidak hanya menyediakan ruang kolaborasi, tetapi juga mendorong mahasiswa untuk turun tangan langsung, belajar, dan membangun bersama masyarakat.
(/Humas)