ITERA NEWS – Institut Teknologi Sumatera (Itera) melalui peneliti Artificial Intelligence Program Studi Teknik Informatika, Hafiz Budi Firmansyah, S.Kom., M.Sc., Ph.D, berkontribusi dalam penyusunan strategi pemanfaatan AI pada tata kelola Big Data Pemilu. Hafiz diundang sebagai narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) Tata Kelola Big Data yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia di Jakarta, Selasa, 18 November 2025. Keterlibatan Hafiz menegaskan posisi Itera sebagai perguruan tinggi yang aktif mendorong pemanfaatan teknologi mutakhir untuk penguatan transformasi digital pemilu nasional.
Dalam paparannya, Hafiz menyampaikan pentingnya penggunaan Artificial Intelligence dan analitik big data untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi proses pemilu. Ia menyoroti potensi model Optical Character Recognition (OCR) berbasis AI yang lebih cerdas dan adaptif terhadap variasi tulisan tangan pada dokumen plano. “Pengembangan model AI secara kolaboratif antara KPU dan kampus dapat menjadi langkah strategis untuk meningkatkan akurasi data Sirekap,” ujar Hafiz.
Hafiz juga mengingatkan bahwa tata kelola data pemilu masih menghadapi persoalan fragmentasi data antara sistem seperti Sidalih, Sirekap, Silon, dan CekDPTonline yang memiliki format berbeda. Ia mendorong KPU menerapkan standarisasi skema data pemilu nasional guna memperkuat interoperabilitas dan mempermudah pemanfaatan data oleh publik, peneliti, maupun lembaga pengawas.
Hafiz mendorong KPU menerapkan standarisasi skema data pemilu nasional guna memperkuat interoperabilitas dan mempermudah pemanfaatan data oleh publik, peneliti, maupun lembaga pengawas.
Selain aspek teknis, Hafiz menegaskan pentingnya penerapan etika AI dalam sektor publik, termasuk dalam penyelenggaraan pemilu. Ia memperkenalkan kerangka nilai AI yang menekankan kemanusiaan, transparansi, akuntabilitas, inklusivitas, dan keberlanjutan. “AI harus tetap berada dalam kendali manusia dan dirancang untuk mendukung pengambilan keputusan yang adil serta dapat dipertanggungjawabkan,” katanya.
FGD tersebut turut menghadirkan narasumber dari KPU RI, kementerian, lembaga negara, akademisi, dan industri. Berbagai isu dibahas, mulai dari tantangan tata kelola data pemilu, kebutuhan penguatan SDM teknologi informasi, keamanan siber, hingga urgensi komunikasi publik berbasis data menjelang Pemilu 2029.
Melalui forum ini, Itera kembali menunjukkan kontribusi ilmiah dalam mendukung penyelenggaraan pemilu yang modern dan terpercaya. Rekomendasi yang disampaikan Hafiz diharapkan memperkuat upaya KPU membangun tata kelola big data pemilu yang lebih terukur, transparan, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi. (Rilis/Humas)


