Cegah Stunting, Dosen Farmasi dan Mahasiswa KKN Itera Edukasi Pemanfaatan Jamur Tiram Jadi Produk Nutrasetika

Cegah Stunting, Dosen Farmasi dan Mahasiswa KKN Itera Edukasi Pemanfaatan Jamur Tiram Jadi Produk Nutrasetika

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS – Sebagai upaya pencegahan stunting, dosen Program Studi Farmasi Institut Teknologi Sumatera (Itera) berkolaborasi dengan mahasiswa KKN Rekognisi di Desa Banjar Agung, Lampung Selatan, melaksanakan kegiatan Edukasi Pemanfaatan Jamur Tiram Menjadi Produk Nutrasetika untuk Pencegahan Stunting, Sabtu, 20 September 2025. Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim dosen yang terdiri dari apt. Untia Kartika Sari R, S.Farm., M.Farm., apt. Mubarika Sekarsari Yusuf, S.Farm., M.Farm., dan apt. Juwana Janu, M.Farm.

apt. Untia Kartika Sari R, S.Farm., M.Farm., menuturkan data Dinas Kesehatan Lampung Selatan (2022), menunjukkan prevalensi stunting di Desa Banjar Agung mencapai 21,3%, lebih tinggi dari ambang batas nasional sebesar 14%. Rendahnya pemahaman masyarakat tentang gizi seimbang dan minimnya variasi pangan fungsional menjadi faktor penyebab utama dari stunting masih tinggi di desa Banjar Agung, Lampung Selatan.

”Kegiatan PKM ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman gizi  yang seimbang dan menambah  pengetahuan bagi warga desa Banjar Agung khususnya kader posyandu dan ibu yang memiliki balita dan anak terkait kandungan gizi jamur tiram  yang ternyata bisa diolah menjadi produk nutrasetika,” ujar Untia.

Kandungan gizi jamur tiram dapat membantu mencegah stunting karena mendukung pertumbuhan tulang, perkembangan otak, serta mencegah anemia.

Dalam sesi edukasi,  apt. Juwana Janu, M.Farm., menjelaskan bahwa jamur tiram (Pleurotus ostreatus) kaya protein nabati, serat, vitamin B kompleks, zat besi, kalsium, serta mineral penting lain. Kandungan gizi jamur tiram dapat membantu mencegah stunting karena mendukung pertumbuhan tulang, perkembangan otak, serta mencegah anemia.

Sementara apt. Mubarika Sekarsari Yusuf, S.Farm., M.Farm., menambahkan dalam pemanfaatan jamur sebagai inovasi pangan fungsional, dosen Farmasi Itera bersama mahasiswa KKN Rekognisi Desa Banjar Agung memperkenalkan dua olahan pangan yaitu Nugget  dan Pepes Jamur Tiram.  Nugget jamur tiram, dipilih menjadi inovasi pangan fungsional  karena nugget disukai anak-anak karena rasanya yang gurih, tekstur lembut dan renyah serta bentuknya yang familiar. Sementara pepes jamur tiram, yang diolah dengan cara dikukus  yang diharapkan  dapat menjaga kandungan protein, serat, vitamin dan mineral yang terkandung di dalam jamur tiram.

Melalui kegiatan PKM  ini, tim dosen Farmasi Itera dan Mahasiswa KKN Rekognisi berharap masyarakat desa Banjar Agung, Lampung Selatan, mampu mengadopsi pangan lokal bernilai gizi tinggi dari jamur tiram dalam pola konsumsi makanan sehari-hari di dalam keluarga. Kegiatan kolaboratif ini juga menunjukkan kontribusi nyata Itera kepada masyarakat untuk dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang, memberdayakan potensi pangan fungsional lokal, serta mendukung program pemerintah dalam percepatan penurunan stunting menuju Generasi Emas 2045. (Rilis/Humas)