Benchmarking ke Tiga Kampus di Yogyakarta, Satgas PPKS Itera Perkuat Komitmen untuk Kampus Bebas Kekerasan

Benchmarking ke Tiga Kampus di Yogyakarta, Satgas PPKS Itera Perkuat Komitmen untuk Kampus Bebas Kekerasan

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS — Guna memperkuat upaya pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di lingkungan kampus, Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Institut Teknologi Sumatera (Itera) melakukan benchmarking ke tiga perguruan tinggi ternama di Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Universitas Sanata Dharma (USD), pada 11–13 November 2024.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Penanggung Jawab Satgas PPKS Itera, Dr. Sunarsih, M.A., Ketua PPSDM Itera, Dr. Ciptati, M.S., M.Sc., serta anggota Satgas PPKS Itera, Suryaneta, Ph.D., dan Susi Susyanti, S.Ds., M.Ds.

Benchmarking ini bertujuan untuk mempelajari praktik terbaik dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman, sehat, dan inklusif bagi seluruh sivitas akademika. Selain itu, kegiatan ini juga berfokus pada penerapan Permendikbudristek Nomor 55 Tahun 2024 tentang Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi (PPKPT), yang mencakup enam bentuk kekerasan: fisik, psikis, perundungan, kekerasan seksual, diskriminasi, intoleransi, serta kebijakan yang mengandung unsur kekerasan.

Benchmarking ini bertujuan untuk mempelajari praktik terbaik dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman, sehat, dan inklusif bagi seluruh sivitas akademika

UGM: Menerapkan Health Promoting University (HPU)

Di UGM, Satgas PPKS Itera mempelajari penerapan konsep Health Promoting University (HPU) yang mengintegrasikan kesehatan fisik dan mental ke dalam program kampus. Salah satu langkah yang diambil UGM adalah peningkatan infrastruktur ramah keamanan, termasuk pencahayaan di area gelap dan desain gedung yang transparan namun tetap menjaga privasi.

“Pendekatan HPU sangat sejalan dengan visi UGM dalam membangun kampus yang sehat dan berintegritas,” kata Ketua Satgas PPKS UGM, Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D.

UGM juga menekankan pentingnya prosedur penanganan berjenjang dan penyimpanan dokumen yang aman untuk menjaga kerahasiaan korban. Hal ini menjadi model yang akan diterapkan lebih lanjut oleh Itera.

UNY: Libatkan Mahasiswa dalam Pencegahan Kekerasan

Di UNY, keterlibatan mahasiswa dalam asesmen dan notulensi kasus ringan menjadi salah satu inovasi yang diperkenalkan. Hal ini tidak hanya memberikan pengalaman edukatif bagi mahasiswa, tetapi juga memperkuat peran Satgas PPKS sebagai entitas yang inklusif.

“Pimpinan perguruan tinggi mendukung kampus bebas kekerasan dengan menyediakan anggaran untuk kegiatan, fasilitas, serta rumah aman,” ujar Dr. Anang Priyanto, S.H., M.Hum., Ketua Satgas PPKS UNY.

UNY juga menggunakan media kreatif, seperti podcast, Instagram live, dan video edukasi, untuk sosialisasi pencegahan kekerasan seksual.

USD: Edukasi Berbasis Karakter sebagai Kunci Pencegahan

Di Universitas Sanata Dharma, fokus utama adalah pendidikan karakter sebagai upaya pencegahan kekerasan seksual. Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik Indonesia (APTIK), memperkuat aspek hukum dan kode etik dalam penyelesaian kasus.

“Edukasi adalah kunci, sehingga pendidikan karakter menjadi bagian penting dalam upaya pencegahan kekerasan di USD,” jelas Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan USD, Dr. Titik Kristiyani, M.Psi.

Kegiatan benchmarking ini mencerminkan komitmen Itera dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, bebas dari kekerasan, dan mendukung kesejahteraan seluruh civitas akademika. (Rilis/Humas)