ITERA NEWS – Dosen Program Studi Fisika, Fakultas Sains, Institut Teknologi Sumatera (Itera) mengembangkan inovasi pestisida organik berbahan limbah hidrosol minyak kayu putih melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan di Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren) Al Fatah, Natar, Lampung Selatan, beberapa waktu lalu. Inovasi ini lahir dari upaya menghadirkan solusi ramah lingkungan berbasis konsep zero waste pada industri minyak atsiri.
Limbah hidrosol hasil penyulingan minyak kayu putih selama ini belum dimanfaatkan dan berpotensi mencemari lingkungan. Melalui uji laboratorium FTIR di UPA Laboratorium Itera, tim dosen Fisika menemukan bahwa hidrosol masih mengandung senyawa bioaktif seperti 1,8-sineol, α-terpineol, dan citronellal yang bersifat antibakteri dan antiserangga. Potensi inilah yang kemudian dikembangkan menjadi pestisida alami untuk mendukung pertanian berkelanjutan.
Ketua tim, Dr. Ajeng Eliyana, M.Si, menyampaikan bahwa inovasi ini merupakan bentuk nyata kontribusi Itera bagi masyarakat. “Limbah hidrosol sebenarnya masih menyimpan senyawa aktif yang bermanfaat. Kami berupaya mengolahnya menjadi produk bernilai guna agar industri minyak atsiri dapat menerapkan konsep zero waste secara optimal,” ujarnya.
“Limbah hidrosol sebenarnya masih menyimpan senyawa aktif yang bermanfaat. Kami berupaya mengolahnya menjadi produk bernilai guna agar industri minyak atsiri dapat menerapkan konsep zero waste secara optimal”
Dosen Fisika Itera, Yusron Darojat, S.Pd., M.Sc., menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi sarana mahasiswa untuk menerapkan ilmu fisika material secara langsung di lapangan. Sementara itu, Ketua Koppontren Al Fatah, Suhono, S.Pd., menyambut baik pelatihan tersebut yang dinilai membuka peluang bagi petani dan koperasi untuk mengolah limbah menjadi produk bermanfaat.
Dalam sesi praktik, peserta pelatihan ikut meracik formula pestisida organik berbasis hidrosol minyak kayu putih dengan pendampingan dosen dan mahasiswa Itera. Mereka mempelajari takaran bahan tambahan seperti minyak nabati, sabun cair, dan ekstrak serai hingga menghasilkan formulasi siap digunakan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat Itera melalui skema Program Layanan Kepakaran dan Pembelajaran Masyarakat 2025. Tim pelaksana terdiri atas Dr. Ajeng Eliyana, M.Si. (ketua), Yusron Darojat, S.Pd., M.Sc., Dr. Ikah Ning Prasetiowati P., M.Si., Dr. Azrul Sulaiman Karim Pohan, Ph.D., Dr. Melany Febrina, M.Si., dan Dr. Eko Satria, M.Si.
Ke depan, tim berencana melanjutkan pengembangan inovasi melalui uji efektivitas formula pestisida, publikasi ilmiah, dan produksi video edukatif untuk memperluas pemanfaatan pestisida organik berbahan limbah minyak kayu putih di masyarakat. (Rilis/Humas)


