ITERA NEWS. Tim dosen dan mahasiswa dari Institut Teknologi Sumatera (Itera) dan Universitas Lampung (Unila) menggelar program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Rigis Jaya, yang dikenal sebagai Kampung Kopi, di Lampung Barat. Program ini bertujuan mendiversifikasi produk olahan kopi guna meningkatkan daya tarik wisata dan pendapatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Maju Bersama di Desa Rigis Jaya. Kegiatan yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kemendikbudristek, ini berlangsung pada tahun anggaran 2024.
Tim dosen yang terlibat dalam program ini antara lain Suryaneta, S.T., M.Sc., Ph.D., Zada Agna Talitha, S.T.P., M.Si., dan Prof. Dr. Sri Hidayati, S.T.P., M.P., serta didukung oleh para mahasiswa sebagai fasilitator. Program ini mengangkat tema “Diversifikasi Produk Olahan Kopi sebagai Upaya Meningkatkan Daya Tarik Wisata dan Pendapatan BUMDes di Desa Rigis Jaya.
Suryaneta, Ketua Tim PKM, menjelaskan bahwa selama ini oleh-oleh khas Desa Rigis Jaya hanya terbatas pada kopi bubuk. Oleh karena itu, tim memperkenalkan tiga produk baru berbasis kopi, yaitu eggroll, cascara cookies, dan teh cascara. “Diversifikasi produk sangat penting untuk meningkatkan daya tarik wisata dan pendapatan masyarakat,” ujarnya.
Diversifikasi produk sangat penting untuk meningkatkan daya tarik wisata dan pendapatan masyarakat.
Pelatihan pembuatan produk-produk baru ini dilaksanakan pada 19-20 Oktober 2024 di Anjuangan Kampung Kopi, Desa Rigis Jaya. Anggota BUMDes Maju Bersama diberikan pelatihan teknik pengolahan limbah kopi menjadi produk bernilai ekonomi yang inovatif. Selain itu, produk-produk olahan ini juga dipamerkan dalam acara International Coffee Day pada 24-25 September 2024 di Coffee Camp, Pinus Park, Lampung Barat, sebagai ajang uji organoleptik untuk mengukur kualitas produk.
Tahap berikutnya dalam program PKM ini adalah pengembangan strategi branding dan pemasaran yang efektif. Zada Agna Talitha menjelaskan bahwa produk eggroll, cascara cookies, dan teh cascara akan dikemas dengan branding yang menonjolkan identitas Desa Rigis Jaya sebagai destinasi wisata kopi unggulan di Lampung Barat. “Dengan strategi yang tepat, Desa Rigis Jaya tidak hanya dikenal karena kopi robustanya yang berkualitas, tetapi juga produk olahan kopi yang unik dan inovatif,” ungkapnya.
Dampak Ekonomi dan Pariwisata
Diversifikasi produk kopi ini diharapkan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi masyarakat Desa Rigis Jaya. Selain memberikan pilihan produk baru bagi wisatawan, masyarakat setempat juga mendapatkan sumber pendapatan tambahan. Inovasi ini diharapkan mampu memperkuat daya tarik wisata Desa Rigis Jaya sebagai destinasi yang menawarkan pengalaman wisata kopi yang berbeda.
Program PKM ini mendukung tujuan BUMDes Maju Bersama dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat untuk mengembangkan ekonomi lokal. Prof. Dr. Sri Hidayati menegaskan bahwa program ini akan terus dipantau dan dievaluasi untuk memastikan keberlanjutannya, sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat. “Harapannya, program ini menjadi model pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan, mengintegrasikan potensi lokal dan inovasi untuk mengembangkan ekonomi berbasis wisata,” tutupnya. Dengan program ini, Desa Rigis Jaya semakin siap menjadi destinasi wisata unggulan dan memperkuat posisi Lampung Barat sebagai sentra kopi terbaik di Indonesia. (Rilis/Humas)