ITERA NEWS – Untuk pertama kalinya di Institut Teknologi Sumatera (Itera), Program Studi Fisika Fakultas Sains mengadakan sosialisasi mitigasi bencana gempa bumi sekaligus pemasangan rute evakuasi di Gedung F Itera. Acara berlangsung pada Selasa, 3 Desember 2024, di Ruang Rapat F101 dengan menghadirkan dua narasumber utama, yakni Indra Pardede, Ph.D., dan Dr. Vico Luthfi Ipmawan, M.Sc. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Sains, Dr. Ikah Ning P. Permanasari, M.Si., koordinator program studi, serta mahasiswa Itera.
Dr. Ikah dalam sambutannya menekankan pentingnya kesadaran dan kesiapsiagaan terhadap bencana di lingkungan kampus. “Ini adalah langkah awal untuk menciptakan lingkungan kampus yang aman dan tangguh terhadap bencana,” ujarnya.
Dr. Vico Luthfi Ipmawan menjelaskan bahwa Provinsi Lampung termasuk wilayah dengan tingkat ancaman gempa yang tinggi. Dalam pemaparannya, ia memberikan panduan mitigasi, seperti memahami jalur evakuasi, menghindari penumpukan barang, dan tindakan pertolongan pertama pasca-gempa. Untuk Gedung F Itera, berbagai fasilitas rute evakuasi, seperti denah jalur, simbol titik kumpul, dan arah evakuasi, telah dipasang guna memudahkan evakuasi saat darurat. Simulasi evakuasi berbasis video 3D juga diperkenalkan sebagai sarana edukasi tambahan.
Dr. Ikah dalam sambutannya menekankan pentingnya kesadaran dan kesiapsiagaan terhadap bencana di lingkungan kampus. “Ini adalah langkah awal untuk menciptakan lingkungan kampus yang aman dan tangguh terhadap bencana
Program ini tidak hanya berfokus pada sosialisasi, tetapi juga melibatkan riset Program Studi Fisika untuk mengkaji penerapan sistem serupa di gedung-gedung lain di Itera. Analisis geoteknik terhadap struktur bangunan menjadi bagian penting dalam memastikan keselamatan kampus dari risiko bencana gempa bumi.
Peserta kegiatan juga mengikuti pre-test dan post-test menggunakan platform Quizizz yang dipandu oleh Muhammad Anshory, S.Pd., M.Sc., untuk mengukur efektivitas pemahaman.
Sosialisasi ini menjadi langkah konkret Itera dalam membangun budaya sadar bencana, menciptakan atmosfer pembelajaran yang aman dan nyaman di lingkungan kampus. Program serupa diharapkan dapat diterapkan di masa mendatang sebagai bentuk kesiapsiagaan bencana yang menyeluruh. (Rilis/Humas FS)