ITERA NEWS — Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi (Satgas PPKPT) Institut Teknologi Sumatera (Itera) berpartisipasi dalam kegiatan Itera Open House 2026 dengan menghadirkan booth edukasi dan layanan konsultasi terkait pencegahan kekerasan seksual, perundungan, dan intoleransi di lingkungan kampus. Kegiatan berlangsung di GKU 2 Itera pada 6 Desember 2025.
Kehadiran Satgas PPKPT Itera dalam agenda tahunan ini menjadi bukti komitmen institusi dalam mewujudkan Itera Kampus Aman, yaitu lingkungan perguruan tinggi yang aman, inklusif, dan bebas kekerasan. Melalui booth informasi, sesi diskusi interaktif, dan penyebaran materi edukatif, Satgas memberikan pemahaman kepada pengunjung, mulai dari siswa SMA/SMK, guru pendamping, hingga masyarakat umum, mengenai mekanisme pelaporan, perlindungan korban, serta pentingnya membangun budaya saling menghormati.
Anggota Satgas PPKPT Itera, Andi Fitriawati dan Martasari Beti Pangestuti, menjelaskan bahwa upaya pencegahan perlu diperkuat sejak dini, termasuk saat calon mahasiswa mulai mengenal kampus.
Kami ingin mengedukasi mereka bahwa ketika menjadi bagian dari Itera, mereka akan berada di lingkungan yang menghargai martabat manusia dan bebas dari segala bentuk kekerasan
“Open house menjadi momen penting bagi kami untuk mengenalkan nilai-nilai keamanan, kenyamanan, dan kesetaraan kepada generasi muda, calon mahasiswa Itera. Kami ingin mengedukasi mereka bahwa ketika menjadi bagian dari Itera, mereka akan berada di lingkungan yang menghargai martabat manusia dan bebas dari segala bentuk kekerasan,” ujar Andi.
Selain edukasi umum, Satgas PPKPT Itera juga memperkenalkan saluran pelaporan resmi, prosedur penanganan, serta layanan pendampingan psikologis dan hukum yang dapat diakses seluruh civitas akademika. Pengunjung juga diajak memahami peran mahasiswa sebagai agen pencegahan melalui kampanye “Itera Kampus Aman.”
Partisipasi Satgas PPKPT dalam ITERA Open House 2026 diharapkan dapat meningkatkan kesadaran publik mengenai pentingnya mekanisme perlindungan di perguruan tinggi, sekaligus memperkuat kolaborasi antara institusi dan masyarakat dalam menciptakan ruang pendidikan yang aman, sehat, dan bebas kekerasan. (Rilis/Humas)



