ITERA NEWS – Program Studi Pariwisata Institut Teknologi Sumatera (Itera) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan pariwisata alam berkelanjutan di Provinsi Lampung. Melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bertema “Sosialisasi Perencanaan Tata Ruang dan Infrastruktur sebagai Strategi Penguatan Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di Desa Wisata Sumber Agung,” tim dosen Prodi Pariwisata Itera mendorong masyarakat desa agar mampu merancang pengembangan wisata secara terarah, ekologis, dan berdaya saing.
Kegiatan ini melibatkan perangkat desa, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), serta tokoh masyarakat Desa Sumber Agung. Melalui pendekatan partisipatif, tim Prodi Pariwisata Itera membantu masyarakat memahami pentingnya tata ruang dan infrastruktur yang terencana untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan wisata dan kelestarian alam.
Ketua tim pelaksana, Mentari Pratami, S.Si., M.Si., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan upaya nyata Itera dalam memperkuat kapasitas masyarakat desa wisata agar mampu mengelola potensi pariwisata alam secara berkelanjutan. “Desa Sumber Agung memiliki potensi wisata alam yang luar biasa, tetapi perlu didukung dengan perencanaan tata ruang yang baik agar tidak merusak lingkungan dan tetap menarik bagi wisatawan,” ujar Mentari, kepada Humas.
Tim Prodi Pariwisata Itera juga menyusun Peta Trekking Desa Wisata Sumber Agung yang menggambarkan jalur wisata alam dengan rute efisien, menghubungkan titik-titik penting seperti Hutan Kemiri, Sonokeling, hingga Simpang Ngopi Batulimus.
Dalam pelaksanaannya, tim yang beranggotakan Asep Nurul Ajiid Mustofa, S.T., M.T., dan Ubaid Isna Yudhistira, S.Pd., M.Si., menghasilkan tiga capaian utama. Pertama, peningkatan pemahaman masyarakat terhadap konsep zonasi spasial yang membagi wilayah desa menjadi zona konservasi, zona pemanfaatan wisata, dan zona penunjang. Kedua, meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten sebagai dasar pembangunan yang legal dan berkelanjutan. Ketiga, teridentifikasinya kebutuhan infrastruktur prioritas, seperti peningkatan akses ke lokasi wisata utama, penyediaan tempat sampah terpilah, dan pembangunan toilet umum representatif.
Selain itu, tim Prodi Pariwisata Itera juga menyusun Peta Trekking Desa Wisata Sumber Agung yang menggambarkan jalur wisata alam dengan rute efisien, menghubungkan titik-titik penting seperti Hutan Kemiri, Sonokeling, hingga Simpang Ngopi Batulimus. Peta ini diharapkan menjadi panduan pengembangan wisata alam yang aman, menarik, dan berwawasan lingkungan.
Melalui kegiatan ini, Prodi Pariwisata Itera tidak hanya berperan sebagai pendamping teknis, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam pembangunan desa wisata berbasis alam di Lampung. Tim PkM merekomendasikan agar hasil perencanaan spasial dan infrastruktur prioritas dapat dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes), sehingga pengembangan Desa Sumber Agung dapat berjalan berkelanjutan dan menjadi contoh bagi desa wisata lain di daerah sekitar. (Rilis/Humas)




