ITERA NEWS-Pembangunan Lampung Astronomical Observatory (LAO) yang digagas oleh Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, dan Institut Teknologi Bandung (ITB) resmi dimulai, Sabtu (20/10/2018), melalui Inscription signing atau pembubuhan cap telapak tangan yang akan dipasang pada bangunan di LAO, Gunung Betung. Kegiatan ini dihadiri Rektor ITERA Ofyar Z Tamin, Plt. Asisten 2 Sekprov Lampung Taufik Hidayat, Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona, Rektor Unila Hasriadi Mat Akin, Rektor UBL M. Yusuf Sulfarano Barusman, akademisi dan praktisi astronomi di Asia, serta tamu dan undangan lainnya.
Observatorium Astronomi seluas 30-50 hektare itu dirancang menjadi yang terbesar di Asia dan ditargetkan sudah mulai digunakan pada pertengahan tahun 2019.
“Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Gubernur Lampung yang mewujudkan pembangunan observatorium ini sebagai salah satu upaya mengatasi permasalahan Observatorium Bosscha yang kini mengalami polusi cahaya,” jelas Rektor.
Rektor menambahkan, sejak tahun lalu Pemprov telah melakukan pembukaan jalan akses menuju lokasi LAO di Gunung Betung. Kemudian pada awal 2019, Pemprov Lampung akan membangun gedung pertama yang akan digunakan untuk kegiatan publik dan wisatawan. Gedung itu berisi planetarium dilengkapi dengan teleskop kecil yang cukup powerfull dengan diameter 50 cm 70 cm.
Sementara itu, Plt. Asisten 2 Sekprov Lampung Taufik Hidayat mengatakan Pemprov khususnya Gubernur Lampung sangat mendukung pembangunan LAO ini, di antaranya dengan menyediakan area seluas 50 Ha di Gunung Betung pada ketinggian 1.300 Mdpl. Kemudian Pemprov juga akan mendukung pembangunannya. “Sebagai observatorium yang baru lahir, kami memerlukan dukungan dari berbagai pihak khususnya para akademisi, praktisi, dan peneliti di bidang astronomi yang kebetulan juga hadir pada hari ini,” ujar Taufik.
Sementara itu, guna mendukung pembangunan LAO ini, di sela-sela kegiatan peresmian awal mula pembangunan LAO dilaksanakan pula penandatanganan MoU antara ITERA, National Astronomical Research of Thailand (Narit), dan University Mandalay, Myanmar. Selain itu dilaksanakan pula peninjauan lokasi pembangunan OAIL.