Mahasiswa Rekayasa Kehutanan Itera Lakukan Ekspedisi “Orangutan” untuk Pelestarian Hutan Sumatera

Mahasiswa Rekayasa Kehutanan Itera Lakukan Ekspedisi “Orangutan” untuk Pelestarian Hutan Sumatera

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Provinsi Lampung, yang terletak di ujung selatan Pulau Sumatera, memiliki potensi besar dalam bidang kehutanan. Namun, tantangan terhadap kelestarian hutan di wilayah ini juga sangat besar. Setiap tahun, lebih dari 10.000 burung diperdagangkan secara ilegal melalui Pelabuhan Bakauheni, menjadikan Lampung sebagai salah satu titik penyelundupan satwa liar terbesar di Indonesia.

Menyadari ancaman ini, Himpunan Mahasiswa Rekayasa Kehutanan Institut Teknologi Sumatera (Foresta),  tergerak untuk berperan aktif dalam pelestarian hutan. Sejak 2022, Foresta rutin mengadakan ekspedisi bertajuk Orangutan (Observasi Lingkungan dan Kehutanan) di beberapa kawasan hutan di Lampung. Kegiatan ini bertujuan menggali potensi kehutanan, baik dari segi flora, fauna, sosial ekonomi, hingga jasa lingkungan seperti penyerapan gas CO2 dan pengaturan siklus air.

Tahun ini, ekspedisi Orangutan berfokus pada Hutan Lindung Batu Tegi, di bawah pengelolaan KPH Batu Tegi, Dinas Kehutanan Provinsi Lampung. Dengan tema “Sebongkah Surgawi di Bumi Ruwa Jurai”, ekspedisi ini diikuti 40 mahasiswa, beberapa dosen, dan laboran dari Program Studi Rekayasa Kehutanan Itera. Mereka meneliti flora dan fauna yang langka, termasuk bunga Rafflesia (Rafflesia arnoldii), bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum), jenis-jenis anggrek dan kantong semar, harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), kucing emas (Catopuma temminckii), siamang (Symphalangus syndactylus), beruk (Macaca nemestrina), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), simpai (Presbytis mitrata), kukang sumatera (Nycticebus coucang), beberapa jenis burung rangkong (Bucerotidae), dan masih banyak jenis lainnya yang dapat ditemui di kawasan ini.

Ekspedisi Orangutan diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya fungsi hutan dan mendorong upaya konservasi. Hasil dari ekspedisi ini akan dipublikasikan dalam seminar nasional yang direncanakan pada akhir tahun 2024.

Menurut dosen Rekayasa Kehutanan Itera, Mhd Muhajir Hasibuan, S.Hut., M.Si., kegiatan ini diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya fungsi hutan dan mendorong upaya konservasi. Hasil dari ekspedisi ini akan dipublikasikan dalam seminar nasional yang direncanakan pada akhir tahun 2024.

Sementara, Ketua Foresta Chris Sandi Darmawan, menyampaikan, kegiatan ekspedisi Orangutan di SRWR dimulai pada 9 sampai 20 September 2024.  Pelaksanaan kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak terutama Dinas Kehutanan Provinsi Lampung dan Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) yang telah banyak terlibat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, hingga nantinya penyusunan laporan. Selain itu juga Fakultas Teknologi Industri (FTI) Itera dan PT Rinjani Parahita Nusantara (RPN) yang telah membantu proses perizinan dan pendanaan kegiatan.

“Semoga apa yang kami lakukan hari ini dapat membawa dampak positif bagi kelestarian hutan Sumatera dan kehidupan di sekitarnya,” ujar Chris Sandi Darmawan. (Rilis/Humas)