ITERA NEWS – Sebagai bagian dari program kampus berdampak, tim dosen dan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Institut Teknologi Sumatera (Itera) mengadakan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa melalui inovasi produk lokal bertajuk “Pembuatan Kerupuk Tahu dan Strategi Pemasaran Digital” di Balai Desa Labuhan Ratu 1, Lampung Timur, Minggu, 3 Agustus 2025.
Kegiatan ini digagas oleh mahasiswa KKN Itera di bawah bimbingan dosen lapangan Andri Sanjaya, S.T., M.Eng., yang juga merupakan dosen Teknik Kimia Itera dengan menggunakan pendanaan hibah BIMA 2025 dari Kemdiktisaintek pada skema Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa. Pelatihan ini turut dihadiri Kepala Desa Labuhan Ratu 1 yang menyambut baik program ini sebagai upaya konkret menggali potensi ekonomi lokal.
Dalam sambutannya, Herman Ansori menyampaikan bahwa pelatihan seperti ini sangat penting untuk menciptakan peluang usaha baru berbasis sumber daya lokal. “Kami berharap ibu-ibu dan pelaku UMKM pengusaha tahu di desa ini bisa terus berinovasi agar produk tahu yang selama ini dijual mentah dapat bernilai tambah dan mampu menjangkau pasar yang lebih luas,” ujarnya.
Kami berharap ibu-ibu dan pelaku UMKM pengusaha tahu di desa ini bisa terus berinovasi agar produk tahu yang selama ini dijual mentah dapat bernilai tambah dan mampu menjangkau pasar yang lebih luas.
Pelatihan ini dirancang untuk menjawab kebutuhan masyarakat dalam mengembangkan produk olahan tahu menjadi camilan bernilai ekonomi tinggi. Materi yang disampaikan meliputi proses teknis pembuatan kerupuk tahu mulai dari pengolahan bahan, pengukusan, pengirisan hingga penggorengan serta strategi pemasaran digital dengan memanfaatkan platform seperti WhatsApp Business, Facebook, TikTok, dan Shopee.
Para peserta yang didominasi oleh ibu-ibu PKK dan pelaku UMKM produsen tahu terlihat antusias mengikuti seluruh rangkaian acara, termasuk sesi praktik langsung. Dalam sesi ini, mereka diajarkan cara menghitung Harga Pokok Produksi (HPP) dan menentukan harga jual agar tetap kompetitif namun tetap menguntungkan.
Dosen Pendamping Lapangan, Andri Sanjaya berharap bahwa pelatihan ini bisa menjadi pemicu munculnya usaha rumahan baru berbasis kerupuk tahu di desa tersebut. “Kami ingin agar pelatihan ini bukan hanya menjadi pengetahuan sesaat, tetapi bisa ditindaklanjuti menjadi usaha berkelanjutan yang meningkatkan kesejahteraan Masyarakat terutama pelaku industri tahu,” ujar Andri.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan warga Desa Labuhan Ratu Satu dapat memperluas peluang usaha serta meningkatkan daya saing produk lokal di era digital. Inisiatif ini menjadi bukti nyata kontribusi perguruan tinggi dalam menghidupkan semangat ekonomi kreatif dan kemandirian desa. (Rilis/Humas)