ITERA NEWS – Isu pemanfaatan zat radioaktif kembali menjadi sorotan publik setelah mencuat laporan dugaan kontaminasi Cesium-137 (Cs-137) pada produk cengkeh asal Lampung. Menyikapi hal ini, Institut Teknologi Sumatera (Itera) bersama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) mengajak masyarakat memahami pemanfaatan zat radioaktif dari sisi ilmiah, keselamatan, dan keamanan.
Melalui seminar bertema “Pemanfaatan Zat Radioaktif dan Tantangan di Bidang Keselamatan dan Keamanan Nuklir dalam Perspektif Global dan Nasional”, Itera berupaya memberikan ruang diskusi akademis untuk memperluas wawasan sivitas dan publik terhadap isu energi nuklir. Kegiatan ini digelar di Aula Gedung Kuliah Umum 1 Itera, Rabu, 29 Oktober 2025, oleh Pusat Mitigasi Bencana, Gempa, dan Tsunami LPPM Itera, dengan menghadirkan narasumber dari Bapeten.
Dalam kegiatan tersebut hadir, Rektor Itera Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha, Kepala LPPM Dr. Muhamad Fatikul Arif, S.T., M.Sc., para dekan, serta jajaran dosen dan sivitas akademika. Sementara dari Bapeten hadir Pengawas Radiasi Ahli Utama, Drs. Reno Alamsyah, M.S., serta Koordinator Komunikasi Publik dan Pranata Humas Madya Bapten, Abdul Qohhar Teguh Eko Prasetyo, S.Si., M.T. Seminar ini dimoderatori langsung oleh Kepala Pusat Mitigasi Bencana Gempa dan Tsunami ITERA, Prof. Ir. Harkunti Pertiwi Rahayu, Ph.D.
“Zat radioaktif ini dapat menjadi bola liar yang berpotensi memengaruhi komoditas pertanian dan perekonomian nasional. Melalui kegiatan ini, Itera ingin berkontribusi memberikan pemahaman ilmiah kepada masyarakat dan mendorong mahasiswa agar memahami potensi serta risiko energi baru dan terbarukan,”
Dalam pengantarnya, Prof. Harkunti menyampaikan bahwa seminar ini menjadi momen penting bagi Itera, karena menghadirkan langsung narasumber dari Bapeten yang akan memberikan pencerahan tentang pemanfaatan zat radioaktif, aspek keselamatan, dan keamanan, serta isu-isu global terkait energi nuklir. Ke depan, Itera juga akan memperkuat kolaborasi dengan Bapeten dalam bidang penelitian dan pengembangan ilmu kebencanaan.
Sementara Rektor Itera Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha, dalam sambutan menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi momentum strategis bagi Itera untuk meneguhkan peran dalam kancah global, khususnya dalam isu kebencanaan dan energi. “Zat radioaktif ini dapat menjadi bola liar yang berpotensi memengaruhi komoditas pertanian dan perekonomian nasional. Melalui kegiatan ini, Itera ingin berkontribusi memberikan pemahaman ilmiah kepada masyarakat dan mendorong mahasiswa agar memahami potensi serta risiko energi baru dan terbarukan,” ujar Rektor.
Rektor juga menambahkan, pemahaman tentang energi radioaktif penting untuk menyiapkan generasi muda agar mampu menjadi pelaku pembangunan ekonomi bangsa melalui inovasi energi yang berkelanjutan.
Tim Liputan
Penulis: Erlina Asri Purba (Teknik Telekomunikasi) dan M Fauzy Zuhdi ( Perencanaan Wilayah dan Kota)
Fotografer : Arfan Ismail








