Fakultas Sains Itera dan Tim Ekoregion Sumatera Bahas Sinkronisasi Pengendalian Bencana di Lampung

Fakultas Sains Itera dan Tim Ekoregion Sumatera Bahas Sinkronisasi Pengendalian Bencana di Lampung

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Fakultas Sains Institut Teknologi Sumatera (Itera) menyambut hangat kedatangan tim Perencanaan Pengendalian Pembangunan Ekoregion regional Sumatera dalam rangka Fasilitasi Integrasi Perencanaan Pengendalian Pembangunan Ekoregion (FIPPPE), Rabu, 22 Mei 2024. Pertemuan yang diselenggarakan di Ruang Rapat F102, bertujuan mengadakan Pertemuan Teknis Sinkronisasi Pengendalian Pembangunan Ekoregion di daerah rawan bencana, khususnya di tiga kabupaten di Provinsi Lampung yaitu Kabupaten Tanggamus, Lampung Barat, dan Pesisir Barat.

Acara ini dihadiri oleh, Dekan Fakultas Sains Itera, Dr. Ikah Ning P. Permanasari, M.Si, Guru Besar Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Djati Mardiatno, S.Si, M.Si, Kepala Bidang Koordinasi Perencanaan Pengendalian Pembangunan Ekoregion, Laura Paulina Beluana Manik Ambarita, S.Si., M.Sc., serta perwakilan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Lingkungan Hidup, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah dari ketiga kabupaten tersebut.

Indonesia dikenal sebagai negara yang rawan bencana akibat kondisi iklim, tanah, hidrologi, geologi, dan geomorfologinya. Pulau Sumatera, khususnya, memiliki potensi bencana yang tinggi karena adanya Patahan Sumatera dan berbagai faktor lainnya. Berdasarkan data tahun 2023, Provinsi Lampung menghadapi berbagai isu lingkungan, termasuk kurang optimalnya sinergitas dalam pengelolaan DAS, penanggulangan bencana, dan menurunnya daya dukung serta daya tampung lingkungan.

FIPPPE bertujuan untuk menguatkan kapasitas pemerintah daerah dalam merencanakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup guna mitigasi bencana. Pertemuan ini merupakan tahapan ketiga dari FIPPPE, yang melibatkan inventarisasi dokumen perencanaan, analisis data dan informasi, sinkronisasi perencanaan, serta fasilitasi integrasi perencanaan pengendalian pembangunan ekoregion.

Penting bagi kita untuk melakukan upaya mitigasi sebelum bencana terjadi, sebagai bentuk kesiapsiagaan kita

Dekan Fakultas Sains Itera, Dr. Ikah Ning P. Permanasari, M.Si, menyampaikan materi dengan tema “Sinkronisasi Perencanaan untuk Penanggulangan Bencana di Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Pesisir Barat, dan Kabupaten Lampung Barat”. Dr. Ikah menekankan pentingnya upaya mitigasi bencana sebelum bencana terjadi untuk meminimalkan risiko dan dampaknya. Ia juga berbagi pengalaman terkait penanganan bencana longsor di Cirlin pada tahun 2013 dan pentingnya sinergi antara berbagai institusi dalam menghadapi bencana.

Sebagai contoh sinergi, Dr. Ikah menyoroti pentingnya peta dari PVMBG untuk bencana gunung api dan longsor. “Penting bagi kita untuk melakukan upaya mitigasi sebelum bencana terjadi, sebagai bentuk kesiapsiagaan kita,” ujarnya. Diskusi yang dihimpun oleh Laura dan tim sangat penting untuk memperkuat kesiapsiagaan kita. Dr. Ikah juga mencontohkan kunjungannya ke Kagoshima, Jepang, di mana masyarakat rutin melakukan simulasi evakuasi dan pemerintah menyediakan mobil pembersih abu vulkanik untuk mengurangi risiko bencana dari erupsi Gunung Sakurajima.

Guru Besar Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Djati Mardiatno, dalam presentasinya tentang Konsep Integrasi Penanggulangan Kebencanaan, menekankan pentingnya pendekatan berbasis ekosistem dan komunitas. Prof. Djati menjelaskan bahwa pengurangan risiko bencana harus mengedepankan konservasi, restorasi, dan pengelolaan berkelanjutan, serta melibatkan partisipasi aktif masyarakat.

Diharapkan, hasil dari pertemuan ini akan menghasilkan kesepakatan bersama mengenai arahan rekomendasi kebijakan, program, dan kegiatan terkait kebencanaan dan penurunan kualitas lingkungan hidup dan kehutanan untuk ketiga kabupaten di Provinsi Lampung. Proses ini merupakan bagian dari upaya integrasi kebijakan nasional terkait perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup ke dalam kebijakan dan program daerah.

Acara ini ditutup dengan harapan bahwa hasil dari sinkronisasi ini dapat diimplementasikan dan berdampak positif bagi masyarakat, khususnya dalam mengurangi risiko bencana di Provinsi Lampung. Pertemuan ini juga menandai komitmen berkelanjutan dari berbagai pihak dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana di daerah rawan. (Rilis Humas Fakultas Sains)