ITERA NEWS – Program Studi Teknik Geologi, Institut Teknologi Sumatera (Itera) menggelar Diskusi Kelompok Terpumpun sebagai bagian dari agenda rutin dua mingguan Kelompok Keahlian Geologi. Kegiatan yang berlangsung secara hybrid menghadirkan narasumber dari Museum Geologi Bandung, Mohamad Galuh Sagara, S.T., M.T., Penyelidik Bumi Ahli Pertama Badan Geologi Kementerian ESDM.
Dalam paparannya bertema “Peningkatan Wawasan Ilmu Kebumian Lewat Koleksi Museum Geologi”, Mohamad Galuh Sagara menjelaskan sejarah Museum Geologi Bandung, perkembangan lembaga geologi dari masa Jawatan Geologi hingga Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta ragam koleksi dan program kerja yang dijalankan. Ia juga memaparkan peluang kolaborasi yang dapat dilakukan bersama Teknik Geologi Itera, mulai dari penelitian bersama, program magang mahasiswa, hingga kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Pada sesi berikutnya, Mohamad Galuh Sagara memaparkan materi mengenai batuan migmatit yang tersingkap di sejumlah lokasi di Provinsi Lampung, seperti Lampung Tengah dan Branti, Lampung Selatan. Batuan migmatit dijelaskan sebagai batuan unik yang merupakan peralihan antara batuan metamorf dan batuan beku. Ia turut mengutip pendapat Ir. Nugroho Imam Setiawan, S.T., M.T., D.Sc., IPM., ahli batuan metamorf dari UGM, bahwa Lampung merupakan satu-satunya wilayah di Indonesia yang memiliki singkapan migmatit di permukaan, sehingga menjadi potensi riset besar bagi Prodi Teknik Geologi Itera.
Mohamad Galuh Sagara memaparkan materi mengenai batuan migmatit yang tersingkap di sejumlah lokasi di Provinsi Lampung, seperti Lampung Tengah dan Branti, Lampung Selatan.
Diskusi berlangsung interaktif. Salah satu peserta, Muhammad Eval Juni Wijaya, mengajukan pertanyaan mengenai proses pembentukan batuan migmatit dan metode identifikasi singkapannya. Menanggapi hal tersebut, Mohamad Galuh Sagara menerangkan bahwa identifikasi migmatit memerlukan analisis lanjutan, khususnya analisis kimia mineral, untuk memastikan adanya proses pelelehan sebagian pada batuan metamorf.
Peserta lainnya, Luhut Pardamean Siringoringo, menyoroti aspek tektonik dalam pembentukan batuan migmatit di Lampung. Diskusi ditutup oleh pertanyaan Danni Gathot Harbowo, Ketua KK Geologi Itera, terkait peluang kerja sama dalam rencana pengembangan Museum Batuan Lokal di Provinsi Lampung.
Menutup kegiatan, Teknik Geologi Itera dan Museum Geologi Bandung sepakat untuk melanjutkan sinergi melalui kegiatan diskusi, riset, dan edukasi. Kolaborasi ini diharapkan memperkuat pengembangan ilmu kebumian serta memperluas jejaring kerja sama geologi di Pulau Sumatra. (Rilis/Humas)


