ITERA NEWS – Tim dosen dan mahasiswa Program Studi Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan (FTIK) Institut Teknologi Sumatera (Itera) melakukan penelitian potensi limbah serabut kelapa (pericarp) sebagai material struktur pelindung pantai alami di Pulau Pahawang, Pesawaran. Penelitian dilakukan berkolaborasi dengan tim dosen dari Program Studi Teknik Kelautan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Sebagai tahap awal, tim peneliti, dengan melibatkan mahasiswa melakukan survey potensi pantai di Desa Pulau Pahawang, Kecamatan Marga Punduh, Kabupaten Pesawaran, Lampung, beberapa waktu lalu. Kegiatan berjudul, Penguatan Ketahanan Pesisir Berkelanjutan: Transformasi Limbah Pericarp Buah Kelapa sebagai Material Inti Struktur Perlindungan Pantai Alami, merupakan bagian dari program pendanaan BIMA Kemendiktisaintek untuk skema Penelitian Dosen Pemula (PDP). Penelitian ini diketuai oleh Muhammad Rizki Saleh, S.Kel., M.T., dan beberapa dosen yang berperan antara lain Dr.Eng. Hendra Achiari, S.T., M.T. (Teknik Kelautan ITB) dan Maria Yosephine Simbolon, S.Kel., M.T. (Teknik Kelautan Itera).
Ketua tim penelitian, Rizki Saleh, menyampaikan bahwa limbah pericarp kelapa selama ini cenderung tidak dimanfaatkan dan hanya menjadi sisa buangan. Melalui survey ini, tim Itera ingin memvalidasi kondisi lapangan serta menghimpun data nyata terkait potensi pemanfaatan pericarp kelapa sebagai material inti pelindung pantai atau dikenal dengan istilah breakwater. “Breakwater konvensional memerlukan biaya konstruksi yang tinggi dan masih menjadi tantangan bagi Indonesia dengan garis pantai yang panjang dan jumlahnya sangat banyak. Oleh karena itu, diperlukan inovasi berbasis material lokal dan berkelanjutan,” ujar Rizki.
Melalui survey ini, tim Itera ingin memvalidasi kondisi lapangan serta menghimpun data nyata terkait potensi pemanfaatan pericarp kelapa sebagai material inti pelindung pantai atau dikenal dengan istilah breakwater
Sementara itu, Kepala Dusun Panggetahan, Desa Pahawang, Satiman, menyambut baik inisiatif ini. Selama ini serabut kelapa (pericarp) memang masih menjadi limbah, dan masyarakat belum tahu cara memanfaatkannya. “Kami berharap penelitian ini dapat membuka peluang baru bagi Desa Pahawang sebagai contoh pemanfaatan limbah kelapa untuk ketahanan pesisir,” ujar Satiman.
Survey ini menjadi tahap awal dari rangkaian penelitian. Selanjutnya, hasil pengumpulan data lapangan akan dilanjutkan dengan tahap transformasi material pericarp menjadi desain pelindung pantai. Efektivitas desain tersebut kemudian akan diuji melalui simulasi pemodelan fisik yang dijadwalkan pada Oktober 2025 mendatang.
Penulis : Fellanisa Priyono Putri (Desain Komunikasi Visual)