Kepala UPA Konservasi Flora Sumatera Itera Paparkan Transformasi Kebun Raya dalam Webinar Internasional SEABG-BGCI

Kepala UPA Konservasi Flora Sumatera Itera Paparkan Transformasi Kebun Raya dalam Webinar Internasional SEABG-BGCI

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS –  Kepala Unit Pelaksana Akademik (UPA) Konservasi Flora Sumatera (KFS) Institut Teknologi Sumatera (Itera), Alawiyah, S.P., M.Hut., menjadi narasumber dalam webinar internasional yang diselenggarakan oleh Southeast Asian Botanic Gardens (SEABG), komunitas kebun raya Asia Tenggara yang berada di bawah naungan Botanic Gardens Conservation International (BGCI), pada Senin, 25 Agustus 2025.

Webinar ini menghadirkan dua pembicara utama, yakni Dr. Asep Riswoko, M.Eng. dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang memaparkan perkembangan kebun raya di Indonesia dalam konteks global mulai dari sejarah, koleksi, dan kolaborasi dengan BGCI dan Alawiyah dari Itera yang memaparkan tentang keterkaitan kebun raya dalam mendukung pelaksanaan tridharma perguruan tinggi dan penerapan teknologi dalam upaya konservasi. Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari berbagai negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina, serta sejumlah peserta dari Amerika Serikat.

Dalam pemaparannya, Alawiyah menjelaskan transformasi Kebun Raya Itera yang dibangun dari lahan bekas pertanian sejak tahun 2016, hingga diresmikan pada tahun 2022. Terletak di dalam kawasan kampus Itera seluas 75,52 hektare, kebun raya ini kini menjadi pusat konservasi tumbuhan dataran rendah Sumatera. Hingga saat ini, Kebun Raya Itera telah mengoleksi lebih dari 2.900 spesimen dari 532 spesies, termasuk spesies langka dan terancam punah berdasarkan daftar IUCN.

Sebagai bagian dari penguatan jejaring global, pada tahun 2025 Kebun Raya Itera resmi menjadi anggota BGCI dan SEABG. Itera juga terpilih sebagai penerima BGCI Member Grant Programme 2025 untuk mendukung pengembangan konservasi tanaman langka.

Lebih lanjut, Alawiyah menyampaikan bahwa Kebun Raya Itera menjalankan lima fungsi utama, yaitu konservasi, pendidikan, penelitian, pariwisata, dan penyedia jasa lingkungan. Dalam tiga tahun terakhir, kebun ini telah menjadi lokasi lebih dari 160 kegiatan penelitian, eksplorasi ke empat taman nasional di Sumatera, serta program edukasi yang melibatkan ribuan pelajar dari berbagai jenjang pendidikan. Kebun Raya Itera juga menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, di antaranya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Sebagai bagian dari penguatan jejaring global, pada tahun 2025 Kebun Raya Itera resmi menjadi anggota BGCI dan SEABG. Itera juga terpilih sebagai penerima BGCI Member Grant Programme 2025 untuk mendukung pengembangan konservasi tanaman langka. Dalam paparannya, Alawiyah menegaskan bahwa Kebun Raya Itera bukan sekadar ruang hijau, tetapi juga ruang hidup yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan, pelestarian alam, dan kontribusi sosial.

Paparan tersebut mendapat apresiasi dari peserta webinar internasional. Mereka menilai transformasi Kebun Raya Itera dan penerapan teknologi dalam konservasi sebagai langkah maju yang patut dicontoh oleh kebun raya lainnya di Asia Tenggara. (Rilis/Humas)