SDGs Center Itera dan UBL Jalin Kemitraan untuk Inovasi Pembangunan Kota Berkelanjutan

SDGs Center Itera dan UBL Jalin Kemitraan untuk Inovasi Pembangunan Kota Berkelanjutan

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS – Pusat Pembangunan Berkelanjutan Institut Teknologi Sumatera (Itera Center for SDGs Studies) mengadakan pertemuan strategis dengan SDGs Center Universitas Bandar Lampung (UBL) membahas kolaborasi dalam kerangka Letter of Intent (LoI) untuk Proyek Kemitraan Multi-Pihak Inovasi SDGs 11 di Provinsi Lampung, atau dikenal sebagai Proyek KEM11LAU. Kegiatan tersebut berlangsung d Gedung Training Center Itera, Senin, 4 Agustus 2025.

Proyek ini dirancang untuk berjalan selama tiga tahun ke depan dan akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari kalangan pemerintah, akademisi, komunitas, swasta, dan media—mengikuti pendekatan pentahelix. Fokus utama proyek adalah mengatasi tantangan-tantangan pembangunan perkotaan di Provinsi Lampung guna mewujudkan kota dan permukiman yang inklusif, aman, berketahanan, dan berkelanjutan, sesuai dengan tujuan SDGs 11.

Dalam paparannya, Kepala SDGs Center UBL, Dr. Eng. Fritz Akhmad Nuzir, S.T., M.A., menyampaikan bahwa beberapa tantangan utama telah teridentifikasi, antara lain, permukiman kumuh, banjir, urban sprawl, kesenjangan antara kebijakan dan implementasi, rendahnya kesadaran masyarakat terhadap isu keberlanjutan, serta belum optimalnya layanan dasar seperti pengelolaan sampah dan sanitasi.

“Kolaborasi multi pihak menjadi pendekatan paling relevan untuk menjawab kompleksitas isu perkotaan di Lampung. Dengan sinergi lintas sektor, kita ingin menghasilkan solusi yang tidak hanya konseptual tapi juga aplikatif,” ujar Fritz.

Kolaborasi multi pihak menjadi pendekatan paling relevan untuk menjawab kompleksitas isu perkotaan di Lampung. Dengan sinergi lintas sektor, kita ingin menghasilkan solusi yang tidak hanya konseptual tapi juga aplikatif

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Itera, Fatikul Arif, menyambut baik inisiatif tersebut dan menyatakan kesiapan Itera untuk berkolaborasi secara aktif. Ia menyebutkan bahwa proyek ini dapat melibatkan unit-unit strategis di Itera, termasuk Sustainable Infrastructure Research Center yang saat ini tengah mengkaji persoalan ketahanan infrastruktur dan rantai pasok pangan—isu yang juga menjadi perhatian utama pemerintah daerah saat ini.

“Dari sisi teknis, SDGs Center Itera juga dapat memberikan kontribusi dalam perencanaan dan perancangan program secara berkelanjutan. Sinergi ini bisa menjembatani kebutuhan lokal dengan pendekatan saintifik yang lebih kuat,” jelas Arif.

Sementara itu, Kepala SDGs Center Itera, Rinda Gusvita, menambahkan bahwa Itera berkomitmen untuk berkontribusi secara konkret dalam proyek ini dengan kemungkinan fokus pada satu lokus dan satu isu strategis yang dikerjakan bersama. “Keterlibatan para pihak yang multi disiplin adalah kunci agar dampak program terasa nyata dan terukur,” tuturnya.

Melalui penyusunan LoI ini, kedua belah pihak sepakat untuk memulai tahapan awal kerja sama, termasuk pemetaan pihak-pihak yang akan dilibatkan, penentuan fokus wilayah intervensi, serta penyusunan agenda dan aksi bersama. (Rilis/Humas)