ITERA NEWS – Tim dosen Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Institut Teknologi Sumatera (Itera) bersama 12 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) memperkenalkan inovasi pupuk ramah lingkungan kepada petani di Desa Merak Batin, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Sabtu, 6 September 2025. Inovasi tersebut berupa pupuk NPK lepas lambat berbasis biochar yang dinilai mampu meningkatkan produktivitas padi sekaligus menjaga kesuburan tanah.
Kegiatan yang melibatkan dosen dan mahasiswa dari Program Studi Teknik Kimia, Kimia, dan Teknologi Industri Pertanian ini disambut baik oleh Kepala Desa Merak Batin, Aldin. Ia menegaskan bahwa pihak desa mendukung penuh program tersebut dengan melibatkan 12 kelompok tani setempat. “Kami berharap Merak Batin dapat menjadi desa percontohan dalam penerapan pupuk ramah lingkungan ini,” ujar Aldin.
Dosen Itera, Dr. Edwin Rizki Safitra, S.Si., M.Eng., menjelaskan, SRF dibuat dari campuran biochar atau arang sekam padi, tanah liat, dan sedikit air. Pupuk ini mampu melepas unsur hara secara perlahan sehingga lebih efisien, sekaligus mengurangi dampak negatif penggunaan pupuk kimia berlebihan.
Dalam kegiatan sosialisasi, tim Itera menyerahkan alat peletizer yang dapat dimanfaatkan petani untuk memproduksi pupuk Slow Release Fertilizer (SRF) berbasis biochar. Dosen Itera, Dr. Edwin Rizki Safitra, S.Si., M.Eng., menjelaskan, SRF dibuat dari campuran biochar atau arang sekam padi, tanah liat, dan sedikit air. Pupuk ini mampu melepas unsur hara secara perlahan sehingga lebih efisien, sekaligus mengurangi dampak negatif penggunaan pupuk kimia berlebihan.
“Keberlangsungan pertanian padi harus terus dijaga, mengingat kebutuhan beras di Indonesia sangat tinggi. Salah satu kuncinya adalah penggunaan pupuk yang tepat dan ramah lingkungan,” kata Edwin.
Melalui inovasi tersebut, Itera berharap para petani di Desa Merak Batin semakin memahami pentingnya teknologi pertanian berkelanjutan, yang tidak hanya meningkatkan hasil panen, tetapi juga menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang. (Rilis/Humas)