Seminar Daring Teknik Geofisika ITERA Bahas Peran Geofisika dalam Pembangunan Kota dan Pertanian

Seminar Daring Teknik Geofisika ITERA Bahas Peran Geofisika dalam Pembangunan Kota dan Pertanian

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Program studi Teknik Geofisika Institut Teknologi Sumatera (ITERA) mengadakan seminar dalam jaringan (daring) bertajuk Peran geofisika dalam pembangunan kota dan pertanian, Sabtu, (19/9/2020). Seminar daring ini diikuti oleh sekitar 500 peserta yang terdiri dari mahasiswa, akademisi, praktisi dan umum yang disiarkan melalui Zoom Meeting dan Youtube live.

Seminar online ini dimoderatori oleh dosen Prodi Teknik Geofisika ITERA, Rizka, S.T., M.T. dan menghadirkan tiga narasumber yaitu Prof. Dr. Satria Bijaksana Dosen Geofisika Global, ITB,  Kepala subidang Geofisika Dasar dan Terapan- Bidang Geosains, PSG G.M. Lucki Junursyah, S.T., M.T., dan Dr. Nono Agus Santoso dosen Teknik Geofisika ITERA.

Dr. Ir. Agus Laesanpura, M.S. selaku Koordinator Prodi Teknik Geofisika ITERA, dalam sambutannya menyampaikan kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan edukasi kepada mahasiswa dan masyarakat terkait peran geofisika dalam membangun perkotaan dan pertanian.

Sementara Prof. Dr. Satria Bijaksana sebagai pemateri pertama menyampaikan mengenai tantangan dan kesempatan bagi geofisikawan dalam bidang pertanian. Saat ini, pertanian tidak hanya masalah menanam dan memanen tapi juga ada masala monitoring dengan menggunakan teknologi informasi (IT) untuk pengendalian sistem pertanian serta memastikan bahwa tanaman dan tana mendapatkan perlakuan yang sesuai, seperti jumlah pupuk, penggairan, dan tanaman yang sesuai untuk ditanam. Pada saat ini petani menggenjot produktifitas dengan menggunkan pupuk dan pestisida yang banyak, akibatnya sekarang di lahan pertanian banyak sekali limbah pupuk dan pestisida yang tidak terserap dengan baik.

“Saat ini, pertanian tidak hanya masalah menanam dan memanen tapi juga ada masala monitoring dengan menggunakan teknologi informasi (IT) untuk pengendalian sistem pertanian serta memastikan bahwa tanaman dan tana mendapatkan perlakuan yang sesuai.”

Dalam presentasinya, Prof. Satria juga menyampaikan bahwa geofisika menjadi hal yang menarik karena dapat digunakan dalam pemetaan tanah untuk mengetahui sifat fisik tanah seperti nilai resistivitas, konduktifitas, salinitas, dan kelembaban secara langsung tanpa merusak objek. Salah satu contoh penerapan geofisika dalam bidang pertanian yang diakukan oleh Prof. Satria disampaikan dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Magnetic-Based Method for Field-Screening Of Ni-Hyperaccumulator Plants”. Prof. Satria dan tim melakukan penelitian terhadap tanaman yang dapat mengakumulasikan logam dalam jumlah yang besar dalam jaringannya, salah satu logam yang bisa diakumulasi adalah nikel. Tanaman yang bisa mengakumulasi nikel dalam jumlah besar disebut Ni-hyperaccumulator.

“Tanaman ini dapat digunakan untuk phytoremediation untuk memperbaiki tanah bekas pertambangan yang tercemar, atau phytomining untuk menambang nikel dengan cara menanam tanaman Ni-hyperaccumulator dalam jumlah banyak,”ujar Prof. Satria.

Bidang Geosains

Pemateri ke dua G.M. Lucki Junursyah, S.T., M.T. menyampaikan materi tentang peran geofisika dalam pembangunan kota di bidang geosains. Ia menyebut, dalam pusat survei terdapat beberapa bidang, salah satunya bidang geosains yang terdiri dari subbidang geologi dasar dan terapan serta geofisika dasar dan terapan, subbidang ini membantu kinerja dari bidang lain seperti bidang pemetaan dan migas.

Lucki juga menyampaikan beberapa metode yang banyak diterapkan dalam pengembangan kota yaitu mikrotremor, tahanan jenis, GPR, gradien magnetik, serta beberapa hal yang sedang dilakukan oleh tim PSG.

“Dari setiap survei yang dilakukan menunjukkan bahwa metode geofisika digunakan untuk melihat zona lemah dari daerah penelitian yang diakibatkan ole adanya struktur dangkal, dan dengan mengetahui hal tersebut diselidiki untuk mitigasi bencana dan arahan tata ruang lingkup geosains,”ujar Lucki.

Sementara pemateri terakhir, Dr. Nono Agus Santoso menyebut dalam pembangunan kota dan pertanian khususnya di lingkungan Sumatera, Teknik Geofisika ITERA memberikan kontribusi berupa pengembangan mata kuliah yang berhubungan dengan perkotaan dan pertanian. Selain itu juga melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, serta pengembangan pusat riset yang mendukung yaitu Pusat Riset dan Inovasi Infrastruktur Berkelanjutan, Sains Informasi Geospasial, Teknologi Kebumian dan Mineral, Prediksi dan Pemodelan Resiko Bahaya dan Bencana, serta Mitigasi Bencana dan Deteksi Dini Kebakaran hutan. [Humas]