Seminar Daring Prodi Geomatika Bahas Studi Lanjut dan Bekerja di Luar Negeri

Seminar Daring Prodi Geomatika Bahas Studi Lanjut dan Bekerja di Luar Negeri

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Program Studi Teknik Geomatika, Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan, Institut Teknologi Sumatera (ITERA) menyelenggarakan seminar dalam jaringan (daring) Selasa, (20/9/2020). Seminar yang mengangkat tema “Studying and Working Abroad as a Geomatics Graduate: An Insight from the Experts” tersebut menghadirkan dua narasumber berpengalaman yaitu Dr. Anita Thea Saraswati, peneliti lulusan Universite de Montpellier, Prancis yang sedang menjalani proses Post-Doc di the University of Luxembourg dan Fikri Bamahry, seorang mahasiswa Master di Geodetic Engineering Program, TU Berlin, Jerman yang sebelumnya telah berkecimpung di pekerjaan berskala internasional sebagai land surveyor di Fugro Middle East.

Kegiatan seminar yang diikuti 189 peserta tersebut dibuka oleh Ketua Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan, Dr. Rahayu Sulistyorini. Dr. Rahayu sangat mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan seminar dengan dihadiri oleh Dr. Anita Thea yang mendapatkan gelar doktor di usia yang sangat muda dan Fikri Bamahry yang sedang melaksanakan studi di TU Berlin, Jerman. Ia menjelaskan bahwa Prodi Geomatika merupakan salah satu program studi yang tertua di ITERA dan waktu tunggu bekerja yang cepat. Dr. Rahayu sangat berharap angin segar untuk kegiatan seminar online ini karena pembicaranya yang muda dan berpengalaman. Kegiatan seminar online dimulai dengan pengenalan kedua narasumber oleh moderator.

Sementara dalam sesi paparan, narasumber pertama Fikri Bamahry menyampaikan pengalaman bekerja di kancah internasional selama lima tahun sebagai surveyor di Indonesia dan di Asia Tengah. Saat ini, Fikri sedang menempuh studi S2 di TU Berlin, Jerman dengan spesialisasi Space Geodesy and Navigation. Narasumber kedua yaitu Anita Thea Saraswati merupakan alumni Teknik Geomatika ITS angkatan 2010. Pejuang tangguh yang telah menyelesaikan studi doktoral pada tahun 2018 dan sekarang tengah menjalani proses Post-Doc di the University of Luxembourg. Secara berturut-turut dari 2010, Anita Thea Saraswati melalui proses kuliah dari S1, S2, hingga S3. Kedua narasumber mempunyai pengalaman dalam bekerja dan belajar di luar negeri.

Menurut Fikri dan Anita, bekerja dan belajar di luar negeri adalah sebuah kesempatan baik. Adanya kesempatan harus digunakan untuk dimanfaatkan ketika kesempatan itu datang. Kemampuan bahasa menjadi keharusan untuk menjalani komunikasi. Memulai persiapan terkait bahasa, mencari informasi terkait sistem negaranya, dan sistem pendidikannya. “Perlu rajin cari informasi dan menjaring relasi melalui kenalan untuk mendapatkan informasi. Relasi itu sangat penting untuk menjaring informasi. Singkirkan rasa malu untuk memulai berkomunikasi dan kedepankan tingkah laku. Keahlian sesuatu yang penting tetapi sopan santun tetap harus dikedepankan,” ujar Anita.

“Perlu rajin cari informasi dan menjaring relasi melalui kenalan untuk mendapatkan informasi. Relasi itu sangat penting untuk menjaring informasi. Singkirkan rasa malu untuk memulai berkomunikasi dan kedepankan tingkah laku. Keahlian sesuatu yang penting tetapi sopan santun tetap harus dikedepankan.”

Personal Branding

Menurut Anita setiap mahasiswa harus menjadi orang yang berani mengungkapkan apa yang diketahui dan apa yang tidak kita tahu dalam suatu forum. Jangan merasa “tahu” tetapi ternyata tidak sesuai atau tidak berkualitas. Berani mengakui kekurangan diri juga penting untuk membentuk branding yang baik. Sementara menurut Fikri Bamahry, seseorang harus percaya diri untuk melakukan sesuatu. “Maju terus untuk menyelesaikan sebuah masalah. Hal itu dapat dilatih selama kuliah dengan mengikuti sebuah organisasi. Hardskill itu perlu dan softskill sebuah tambahan yang mendukung hardskill kita.” Ujar Fikri.

Sementara kunci utama jika ingin berkuliah ke luar negeri biasanya mahasiswa perlu melalui program beasiswa. Sementara untuk bekal ketika belajar di luar negeri setiap mahasiswa disarankan oleh Anita Thea Saraswati untuk bisa memasak. Sistem pendidikan di luar negeri memiliki perbedaan atmosfer akademik. Dasar keilmuan yang kuat dan rasa haus ilmu dengan bertanya setiap kuliah menjadi ciri kebiasaan pendidikan di luar negeri. Menurut Fikri Bamahry, lulusan Indonesia terkenal dengan ilmu aplikatifnya tetapi dasar terkait keilmuan belum begitu kuat. Hal tersebut juga menjadi titik apresiasi bagi lulusan Indonesia karena langsung mengaplikasikan keilmuan yang diterapkan seperti contoh pada pemantauan kebencanaan di Indonesia.

Anita berpesan jika tujuan kuliah atau kerja ke luar negeri adalah wisata maka di Indonesia sudah cukup untuk pariwisata yang bagus. Jika wisata masih menjadi motivasi yang kuat untuk melanjutkan studi di luar negeri maka perlu perbaikan motivasi dan mental.  Begitu pula dengan Fitri Bamahry yang berpesan untuk terus percaya diri dan belajar berani untuk memulai sesuatu. Peluang terbuka besar untuk bekerja atau belajar di luar negeri. [Humas/Prodi Geomatika)