ITERA NEWS. Pengelolaan limbah padat seperti limbah kelapa sawit yang banyak dijumpai di Pulau Sumatera diharapkan dapat lebih memanfaatkan teknologi. Selain mempermudah pengelolaan, limbah juga dapat diolah sebagai produk daur ulang sehinga bermanfaat, dan tidak mencemari lingkungan.
Hal tersebut menjadi salah satu bahasan dalam webinar bertajuk Potensi kolaborasi penta helix pada pengelolaan limbah padat di Sumatera, yang diselenggarakan Pusat Riset dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Sanitasi Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Jumat, 4 Juni 2021. Kegiatan yang terselenggara atas kerja sama tim peneliti penerima Hibah Penelitian ITERA 2021, tersebut menghadirkan tiga pembicara yaitu dosen Program Studi Teknik Lingkungan ITERA, Firdha Cahya Alam, S.Si., M.T., dosen Program Studi Kimia ITERA, Dr. I Putu Mahendra, S.Si., dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Way Kanan, Dwi Handoyo, S.E.,M.M.
Dalam pembukaan webinar, Ketua Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Penjamin Mutu ITERA, Acep Purqon, Ph.D., menyampaikan bahwa di Pulau Sumatera banyak industri yang memanfaatkan kelapa sawit, dan menghasilkan limbah yang tidak sedikit. Untuk itu, dari penelitian yang dilakukan para dosen ITERA diharapkan pengolahan limbah padat di Sumatera akan semakin baik, dan lebih berwawasan lingkungan. Tidak hanya untuk Sumatera,berbagai penelitian tersebut diharapkan juga dapat dimanfaatkan secara luas di Indonesia.
Sementara Dosen Program Studi Teknik Lingkungan ITERA, Firdha Cahya Alam, S.Si., M.T. menyampaikan materi mengenai pengelolaan sampah perkotaan dulu, sekarang dan akan datang. Firdha menyebut saat ini, kesadaran masyarakat mengenai pengolahan sampah di Indonesia sudah cukup berkembang dibandingkan masa lalu.
“Sudah cukup banyak perusahaan start up maupun dari pemerintah yang berfokus di pengolahan sampah. Diharapkan di masa depan pengolahan sampah bisa menggunakan Internet of Things untuk mempermudah pengolahan sampah,” ujar Firdha.
“Sudah cukup banyak perusahaan start up maupun dari pemerintah yang berfokus di pengolahan sampah. Diharapkan di masa depan pengolahan sampah bisa menggunakan Internet of Things untuk mempermudah pengolahan sampah,”
Sementara dosen Program Studi Kimia ITERA, Dr. I Putu Mahendra, S.Si., yang juga salah satu peneliti penerima Hibah Penelitian ITERA 2021, memaparkan mengenai urgensi dan pemanfaatan daur ulang limbah padat sebagai solusi berkelanjutan.
Mahendra menyebut, kelapa sawit adalah tanaman yang perlu di replanting karena masa produktifitasnya yang terbatas. Selama ini, beberapa perusahan ada yang memutuskan untuk membakar limbah kelapa sawit tersebut hal tersebut sering menyebabkan kebakaran hutan dan polusi asap di Indonesia. Sementara beberapa perusahaan juga ada yang memilih untuk membiarkan saja limbah kelapa sawit bertumpuk dan membusuk, menyebabkan bau yang tidak sedap serta masalah kesehatan lain untuk masyarakat di seketarnya.
Jadi Bahan Bakar
Menurut Mahendra, tanaman kelapa sawit memiliki kandungan selulosa, lignin dan juga hemiselilosa yang sebetulnya dapat diolah menjadi bahan-bahan yang berguna bagi kehidupan. “Kelapa sawit yang berserat bisa dimanfaatkan menjadi kertas, selain itu bisa diolah menjadi ethanol yang menjadi bahan bakar alternatif. Selain itu, selulosa dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan serta kosmetik,” ujar Mahendra.
Dalam kesempatan yang dama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Way Kanan, Dwi Handoyo, S.E.,M.M., menjelaskan upaya yang telah dilakukan Pemkab Way Kanan dalam pengolahan dan pengurangan sampah di daerahnya. “Saat ini di Way Kanan sudah mulai ngupayakan pembatasan penggunaan plastik, salah satu contohnya adalah kampanye penukaran kantong plastik ke kantong guna ulang,” ujar Dwi, kepada peserta webinar yang mencapai 80 peserta.
Selain itu, Dwi juga menyebut Pemkab Way Kanan juga menyalurakan dana untuk melestarikan lingkungan hidup desa, serta mengadakan program Adipura Kampung, sebagai semangat desa melestarikan lingkungan. (Rilis/Humas)