ITERA NEWS — Tim dosen dan mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (Itera) melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat melalui skema pendanaan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) Tahun 2025. Kegiatan ini mengusung tema “Penerapan Sistem Digesti Anaerobik untuk Pengolahan Limbah Cair Pabrik Tahu dan Produksi Biogas di Kelurahan Hadimulyo Timur, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro, Lampung.”
Industri pengolahan tahu merupakan salah satu penopang perekonomian warga Kelurahan Hadimulyo Timur. Namun, aktivitas produksi yang berlangsung setiap hari menghasilkan limbah cair dalam jumlah besar yang memerlukan penanganan lebih optimal agar tidak mencemari lingkungan, khususnya badan air di sekitar permukiman.
Menjawab kebutuhan tersebut, tim dosen dan mahasiswa Itera menghadirkan teknologi pengolahan limbah cair berbasis sistem digesti anaerobik yang tidak hanya mengurangi dampak pencemaran, tetapi juga menghasilkan energi alternatif berupa biogas.
Tim pengabdian ini dipimpin oleh Dr. Nur Istiqomah Khamidy, S.T., M.Sc., dosen Program Studi Teknik Material Itera, dengan anggota dosen Bayu Prasetya, S.Si., M.T. (Teknik Material) dan Alio Jasipto, S.T., M.T. (Teknik Pertambangan). Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa Program Studi Teknik Material Itera.
Dr. Nur Istiqomah Khamidy menjelaskan bahwa pengabdian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya industri tahu di Kota Metro, khususnya di Kelurahan Hadimulyo Timur, yang belum mengelola limbah cairnya secara memadai.
“Kandungan zat organik pada limbah cair tahu relatif tinggi. Jika dibuang langsung ke sungai tanpa pengolahan, hal ini berpotensi menurunkan kualitas lingkungan. Karena itu, diperlukan metode pengolahan yang lebih efektif,” ujarnya.
Dalam implementasinya, tim merancang digester anaerobik berbahan drum berkapasitas 120 liter. Limbah cair tahu dimasukkan ke dalam reaktor tertutup dan diproses secara bertahap oleh mikroorganisme anaerobik hingga menghasilkan gas metana yang dapat dimanfaatkan sebagai biogas.
Dari sekitar 200 liter limbah cair, sistem ini diperkirakan mampu menghasilkan ±100 liter biogas per hari. Biogas tersebut dialirkan melalui jaringan pipa ke titik pemanfaatan, sementara air hasil olahan diuji terlebih dahulu untuk memastikan kesesuaiannya dengan standar kualitas lingkungan. Adapun residu padat yang dihasilkan berpotensi dimanfaatkan sebagai pupuk.
Selain penerapan teknologi, tim Itera juga memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pemanfaatan limbah organik sebagai sumber biogas yang dapat langsung digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, seperti bahan bakar kompor. Edukasi ini diharapkan dapat mendorong kemandirian energi masyarakat.
Penulis : Andre Ramadhani (Teknik Material)


