Kepakaran Itera Dilibatkan Analisis Fenomena Semburan Lumpur di Tulang Bawang

Kepakaran Itera Dilibatkan Analisis Fenomena Semburan Lumpur di Tulang Bawang

Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS — Dosen Institut Teknologi Sumatera (Itera) melakukan survei dan analisis lapangan terkait fenomena semburan lumpur yang terjadi di Kampung Bumi Dipasena Makmur, Kecamatan Rawajitu Timur, Kabupaten Tulang Bawang. Keterlibatan tersebut merupakan tindak lanjut atas permintaan resmi Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang melalui surat bernomor B/500.10.2.2/72/1.8/TB/IX/2025.

Fenomena semburan lumpur terjadi pada Agustus lalu, saat kegiatan pengeboran sumur bor warga mencapai kedalaman sekitar 100 meter. Berdasarkan laporan Kepolisian Resor Tulang Bawang, semburan lumpur muncul secara tiba-tiba sekitar pukul 15.00 WIB dengan ketinggian mencapai kurang lebih 25 meter. Semburan berlangsung singkat dan saat ini lubang sumur hanya mengeluarkan aliran air tanpa disertai semburan gas dalam skala besar.

Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang menggandeng Itera sebagai institusi akademik rujukan untuk melakukan kajian ilmiah berbasis keilmuan geosains. Tim ahli Itera diminta melakukan survei geolistrik guna memetakan kondisi bawah permukaan, menganalisis potensi tekanan air tanah, serta mengidentifikasi keberadaan akuifer yang aman dan berkelanjutan sebagai sumber air bersih bagi masyarakat.

Tim ahli Itera diminta melakukan survei geolistrik guna memetakan kondisi bawah permukaan, menganalisis potensi tekanan air tanah, serta mengidentifikasi keberadaan akuifer yang aman dan berkelanjutan sebagai sumber air bersih bagi masyarakat.

Permintaan tersebut segera ditindaklanjuti Itera melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) skema Program Penugasan Pimpinan (PkM-PPP). Tim PkM dipimpin oleh Ir. Arif Rohman, S.T., M.T., Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum Itera, dengan melibatkan 13 dosen serta 12 mahasiswa lintas disiplin dari Program Studi Teknik Geofisika dan Teknik Geologi.

Kegiatan survei dan analisis lapangan dilaksanakan pada Rabu–Jumat, 10–12 Desember 2025, dengan fokus pada pemetaan potensi air tanah dan kandungan gas bumi sebagai bagian dari mitigasi risiko serta upaya pemulihan pasca kejadian semburan lumpur.

Dalam kajiannya, tim Itera menerapkan pendekatan komprehensif berbasis keilmuan kebumian, meliputi pemetaan geologi dan geofisika menggunakan berbagai metode, seperti geolistrik, gaya berat, seismik aktif, Ground Penetrating Radar (GPR), serta mikrotremor (HVSR). Pendekatan multidisiplin ini dilakukan untuk memperoleh gambaran menyeluruh kondisi bawah permukaan dan mendukung rekomendasi. (Rilis/Humas)