Studium Generale Rekayasa Minyak dan Gas Itera Kupas Strategi Industri Hadapi Transisi Energi

Studium Generale Rekayasa Minyak dan Gas Itera Kupas Strategi Industri Hadapi Transisi Energi

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS – Program Studi Rekayasa Minyak dan Gas (RMG) Institut Teknologi Sumatera (Itera) bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Rekayasa Minyak dan Gas (Petrovandra Itera) menyelenggarakan Studium Generale bertema “Future of Oil and Gas in The Energy Transition Era” di Aula Gedung Training Center Itera, Selasa, 7 Oktober 2025.

Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber dari industri migas nasional, yaitu Senior Manager Operation Southern Sumatera SKK Migas, Bambang Dwi Djanuarto, M.B.A., dan Process Engineer PT Pertamina EP Cepu Zona 11, Ir. Nicky Leonard Nasution, S.T., M.T., M.Eng., IPM. Kegiatan ini diikuti mahasiswa, dosen, dan tamu undangan lintas program studi yang tertarik pada isu energi dan pengembangan teknologi migas.

Dalam paparannya, Bambang Dwi Djanuarto menjelaskan bahwa sektor minyak dan gas masih memegang peran strategis dalam mendukung ketahanan energi nasional, meskipun dunia tengah menuju transisi energi menuju sumber yang lebih bersih. Menurutnya, migas tetap dibutuhkan untuk memenuhi permintaan energi nasional yang terus meningkat. “Transisi energi bukan berarti menggantikan migas secara total dalam waktu dekat, tetapi bagaimana kita mengelolanya secara efisien, berkelanjutan, dan bertanggung jawab,” ujar Bambang.

Transisi energi bukan berarti menggantikan migas secara total dalam waktu dekat, tetapi bagaimana kita mengelolanya secara efisien, berkelanjutan, dan bertanggung jawab

Sementara itu, Ir. Nicky Leonard Nasution membahas tantangan teknis yang dihadapi industri migas di masa depan. Ia menekankan bahwa perusahaan energi kini dituntut untuk beradaptasi dengan teknologi rendah emisi. “Pengembangan teknologi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) menjadi salah satu solusi penting untuk menekan emisi industri migas. Namun, semua itu membutuhkan inovasi dan kesiapan sumber daya manusia,” jelasnya.

Acara berlangsung interaktif melalui sesi tanya jawab. Antusiasme peserta terlihat dari berbagai pertanyaan seputar prospek karier migas, pengembangan energi berkelanjutan, hingga inovasi teknologi di sektor hulu migas. Ketua pelaksana kegiatan menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan memperluas wawasan mahasiswa mengenai masa depan energi nasional. “Melalui forum ini, kami berharap mahasiswa Itera semakin siap menjadi future energy engineers yang adaptif dan kompetitif,” ujarnya. (Rilis/Humas)