Prodi Teknologi Industri Pertanian ITERA Jajaki Kerja Sama dengan PT Agri Lestari Nusantara

Prodi Teknologi Industri Pertanian ITERA Jajaki Kerja Sama dengan PT Agri Lestari Nusantara

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Program Studi Teknologi Industri Pertanian (TIP) Institut Teknologi Sumatera (ITERA) melakukan kunjungan industri dalam rangka penjajakan kerja sama dengan PT Agri Lestari Nusantara, beberapa waktu lalu. Kegiatan tersebut diikuti oleh Koordinator Prodi TIP ITERA, Endo Pebri Dani Putra, S.TP., M.P didampingi oleh dua dosen Wilda Harlia Devita, S.T.P., M.Si dan Deni Subara, S.T., M.T., Ph.D., serta perwakilan mahasiswa.

Dalam kunjungan industri tersebut, tim ITERA disambut hangat oleh General Manager PT Agri Lestari Nusantara Cepi Mangkubumi dan Kepala Produksi Lukmansyah.

Dalam kunjungan industri tersebut, dibahas mengenai kerja sama di bidang pendidikan dan penelitian serta membahas seputar industri kelapa yang saat ini dinilai sangat potensial untuk dikembangkan. Dalam membahas seputar industri kelapa tersebut disebutkan bahwa nilai ekonomi serabut kelapa saat ini dapat mencapai nilai USD 0.7 juta dari USD 11.6 juta nilai ekonomi kelapa dunia. Disebutkan pula bahwa 90% produk cocofiber Indonesia belum dapat bersaing memenuhi kebutuhan pasar Eropa dan hingga saat ini produk cocofiber Indonesia hanya diekspor ke negara-negara di Asia dengan nilai ekonomi yang masih rendah. Selain itu dalam diskusi juga membahas mengenai produk yang dihasilkan dari serabut kelapa yaitu cocofiber, cocopeat, coir rope, cocochip, coir twine net, coir mats, coir geotextile, coir log, coir twine, diagonal mat, doble mat, dan panama mat yang saat ini dirasa perlu adanya inovasi produk.

“Dengan adanya peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka ini tentu peluang kolaborasi kampus dengan dunia industri sangat besar, terutama dalam hal pendidikan dan penelitian yang saling mempunyai manfaat untuk kedua belah pihak.”

Diketahui jumlah produksi kelapa di Pulau Sumatera dinilai cukup besar hingga mencapai 35% dari total produksi yang ada di Indonesia dengan jumlah produksi terbesar dari Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Adanya potensi untuk memperluas pasar dunia dan meningkatkan nilai tambah serabut kelapa mendorong PT. Agri Lestari Nusantara untuk mencoba memberdayakan petani dan desa di Provinsi Lampung agar menghasilkan serabut yang selanjutnya akan diterima menjadi bahan baku dan membuat produk serabut kelapa bernilai tambah. Potensi total lahan yang dapat dikelola untuk dimanfaatkan menjadi perkebunan kelapa di Provinsi Lampung dapat mencapai 55.000 ha.

Cepi Mangkubumi selaku GM PT Agri Lestari Nusantara menyampaikan bahwa dunia industri saat ini tidak bisa berjalan sendiri. Namun  harus bergerak bersama termasuk melibatkan perguruan tinggi dalam mewujudkan industri yang kuat sehingga menghasilkan product improvement. “Karena produk bahan jadi yang akan menjadi kekuatan industri serabut kelapa di masa yang akan dating,” ujar Cepi.

Sementara Koordinator Prodi TIP ITERA, Endo Pebri Dani Putra, S.TP., M.P., menyampaikan bahwa peran akademisi juga dibutuhkan dalam pengembangan industri serabut kelapa. Apa lagi hilirasi dari sabut kelapa di Indonesia masih terbilang sedikit.

“Dengan adanya peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka ini tentu peluang kolaborasi kampus dengan dunia industri sangat besar, terutama dalam hal pendidikan dan penelitian yang saling mempunyai manfaat untuk kedua belah pihak,” ujar Endo. (Rilis/Humas)