Mahasiswa ITERA Pelopor Masyarakat Tangguh Bencana

Mahasiswa ITERA Pelopor Masyarakat Tangguh Bencana

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA) diminta menjadi pelopor masyarakat yang tangguh menghadapi bencana. Tidak hanya aktif melakukan kegiatan setelah bencana terjadi, mahasiswa diminta berperan mengedukasi masyarakat untuk siap menghadapi bencana guna meminimalisir korban dan kerugian yang ditimbulkan.

Hal tersebut menjadi intisari studium generale yang diadakan Jurusan Sains ITERA dengan menghadirkan narasumber pakar geologi Indonesia, Dr. Surono, D.E.A. atau yang lebih dikenal dengan Mbah Rono, di Aula Gedung Kuliah Umum ITERA, Selasa (5/11/2019).

Studium generale yang diikuti mahasiswa dan dosen tersebut, mengangkat tema Peran Mahasiswa dalam Menciptakan Masyarakat Tangguh bencana.

Rektor ITERA, yang diwakili oleh Ketua Jurusan Sains Prof. L. Hari Wiryanto, M.S. dalam pembukaan menyampaikan, lewat stadium generale yang diadakan, mahasiwa dan dosen diharapkan tidak hanya mampu menyerap pengetahuan yang diberikan oleh para pakar, tetapi juga dapat menerapkan pengetahuan yang didapatkan dalam perkuliahan dan dalam kehidupan sehari-hari.

“Dengan pengetahuan yang cukup, mahasiswa ITERA harus bisa menjadi pelopor masyarakat yang tangguh dan siap menghadapi bencana,”ujar Ketua Jurusan Sains.

“Mahasiswa juga harus menciptakan sendiri komunitas-komunitas sadar bencana. Sehingga bencana-bencana yang selama ini menimbulkan korban jiwa yang banyak bias diminimalkan. Sebab kita bukan mengurangi bencana, akan tetapi mengurangi risiko kerugian yang ditimbulkan.”

Dampak Bencana

Sementara, pakar geologi Indonesia, Dr. Surono. D.E.A., menyampaikan, mahasiswa dan dosen semestinya berperan aktif dalam meminimalkan dampak dari sebuah bencana, baik korban jiwa ataupun kerusakan. Tidak hanya turun aktif saat bencana terjadi, mahasiswa dan dosen diminta aktif mengedukasi masyarakat untuk siap menghadapi bencana, dan melakukan kajian-kajian kewaspadaan terhadap bencana alam.

Mantan Kepala Badan Geologi ESDM tersebut meniliai, selama ini pemerintah daerah masih kurang memperhatikan risiko-risiko bencana geologi yang berpotensi melanda daerah mereka. Untuk itu, kampus diminta lebih berperan aktif untuk memberikan masukan, berupa kajian.

“Mahasiswa juga harus menciptakan sendiri komunitas-komunitas sadar bencana. Sehingga bencana-bencana yang selama ini meinimbulkan korban jiwa yang banyak bias diminimalkan. Sebab kita bukan mengurangi bencana, akan tetapi mengurangi risiko kerugian yang ditimbulkan,”ungkap Mbah Rono. [Humas]