Kebun Raya ITERA Jadi Lokasi Gerakan Nasional Pemulihan DAS

Kebun Raya ITERA Jadi Lokasi Gerakan Nasional Pemulihan DAS

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Kebun Raya Institut Teknologi Sumatera (ITERA) menjadi lokasi pencanangan Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai (GNPDAS) tahun 2019, kerja sama ITERA dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Way Seputih-Way Sekampung, dan Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Sabtu (23/11/2019).

Kegiatan yang mengusung tema Mahasiswa milenial cinta hutan tersebut diisi dengan berbagai kegiatan mulai dari senam bersama, penaburan 10.000 bibit ikan di embung Kebun Raya ITERA, pengukuhan Ikatan Mahasiswa Lampung peduli DAS, pengukuhan musisi asal Lampung Andika Mahesa sebagai Sahabat Konservasi DAS Lampung, hingga menanam 500 bibit pohon di kawasan Kebun Raya ITERA yang melibatkan perwakilan mahasiswa se Provinsi Lampung.

Mewakili Rektor ITERA Ketua Jurusan Infrastruktur dan Kewilayahan ITERA Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T. menyampaikan ungkapan terima kasih, karena Kebun Raya ITERA dipilih sebagai lokasi pencangangan GNPDAS 2019 di Provinsi Lampung. Melalui kegiatan tersebut, Rahayu berharap seluruh sivitas akademika ITERA, terutama mahasiswa lebih mencintai lingkungan dan aktif melestarikan lingkungan.
“Menanam memang mudah, tetapi merawat dan memeliharanya memang membutuhkan komitmen. Semoga kegiatan ini menjadi awal komitmen kita bersama untuk semakin mencintai lingkungan,” ujar Rahayu.

Keberadaan Kebun Raya ITERA, menurut Rahayu diharapkan memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar, terutama dalam menyimpan cadangan air, dari 6 embung yang telah ada, dan pepohonan yang nantinya terus bertambah.
Plt Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Ir. Wiyogo Supriyanto dalam sambutannya menyampaikan GNPDAS 2019, merupakan peleburan kegiatan Hari menanam pohon nasional dan Bulan menanam pohon. Kegiatan tersebut bertujuan untuk merehabilitasi lahan dan mengembalikan kawasan DAS, terutama di daerah hulu sebagai tangkapan air.

“Kerusakan DAS umumnya disebabkan aktivitas manusia, yang mengakibatkan hulu DAS menjadi kritis, dan bisa berdampak pada bahaya hidrologis seperti banjir saat musim hujan, kekeringan saat kemarah hingga kerugian bagi petani.”

“Kerusakan DAS umumnya disebabkan aktivitas manusia, yang mengakibatkan hulu DAS menjadi kritis, dan bisa berdampak pada bahaya hidrologis seperti banjir saat musim hujan, kekeringan saat kemarah hingga kerugian bagi petani,” ujar Wiyoga.
Melalui kegiatan menanam pohon, diharapkan kondisi kawasan DAS akan semakin baik, sehingga mendukung kesuburan tanah, tersedianya air secara kuantitas yang memadai, dan berkurangnya bencana hidrologis.

Konservasi DAS Lampung

Sementara musisi asal Lampung, Andika Mahesa, yang berikan penghargaan sebagai Sahabat Konservasi DAS Lampung menyebut, peran generasi milenial dalam melestarikan lingkungan terutama hutan dan kawsan DAS sangat dibutuhkan. Sebab, hutan menjadi sumber air, dan sumber kehidupan. Andika mengaku bersedia menjadi duta konservasi DAS Lampung, dan ingin mengajak kalangan milenial Lampung, untuk aktif menjaga hutan, menanam pohon dan melestarikan lingkungan. Dalam kesempatan tersebut Andika, juga ikut melakukan penanaman pohon, bersama perwakilan mahasiswa berbagai perguruan tinggi di Lampung.

Kepala UPT Konservasi Flora Sumatera/ Kebun Raya ITERA Dr. Adi Pancoro, juga turut mengapresiasi kegiatan GNPDAS 2019, yang dipusatkan di Kebun Raya ITERA. Adi Pancoro menyampaikan, Kebun Raya ITERA dikembangkan sebagai kawasan konservasi flora yang ada di Sumatera. Selain itu, Kebun Raya ITERA juga memiliki beberapa fungsi yaitu konservasi, penelitian, pendidikan, wisata, dan lingkungan. Kebun Raya ITERA yang sedang dalam tahap pembangunan, memiliki luas mencapai 75,52 yang terbagi dalam beberapa zona yaitu, zona wisata, zona konservasi, dan zona pengelola. [Humas]