Seminar Daring ITERA Bahas Tantangan dan Peluang Big Data

Seminar Daring ITERA Bahas Tantangan dan Peluang Big Data

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Institut Teknologi Sumatera (ITERA) melalui Pusat Riset dan Inovasi (Purino) Big Data ITERA mengadakan seminar daring bertajuk Big Data Challenge and Oportunity, Kamis (10/9/2020). Kegiatan tersebut menghadirkan dua pakar sebagai pembicara yaitu Ir. Windy Gambetta, MBA., dari Center for Artificial Intelligence ITB dan Manager Sekretariat Satu Data Indonesia Daniel Oscar Baskoro. Kegiatan dibuka oleh Penasihat Purino Big Data ITERA Acep Purqon, S.Si.,M.Si.,Ph.D. dipandu oleh moderator Dosen Teknik Informatika ITERA Hafiz Budi Firmansyah.

Dalam pemaparannya, Ir. Windy Gambetta, MBA., menyampaikan bahwa dunia saat ini berada pada era big data. Dalam 60 detik suatu jaringan internet dapat menghasilkan miliaran data seperti dari facebook, google, Instagram, dan lainnya.

“Dari miliaran data tersebut terbentuklah big data, dimana big data itu sangat penting. Dari data besar yang diproses melalui analytic thinking menghasilkan hasil analytic dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan,”ujar Windy.

Ia juga menyebut, saat ini manusia berada dalam era data analytics, data mining, dan data science. Data dapat menjadi insights dan juga menjadi pengetahuan. Namun yang menjadi tantangan adalah bagaimana untuk mencari insights and knowledge dari big data tersebut? “Tantangannya adalah mayoritas project big data gagal karena dalam pelaksanaan kegiatan tanpa metodologi yang jelas sehingga jadi penyebab kegagalan,” tutur Windy.

“Dari miliaran data tersebut terbentuklah big data, dimana big data itu sangat penting. Dari data besar yang diproses melalui analytic thinking menghasilkan hasil analytic dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan.”

Sementara pemateri kedua Daniel Oscar Baskoro, menerangkan berdasarkan Peraturan Presiden No. 39 Tahun 2019, Satu Data Indonesia (SDI) dimaksudkan untuk mengatur penyelenggaraan tata kelola Data yang dihasilkan oleh instansi pusat dan instansi daerah untuk mendukung perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian pembangunan.

“Tujuan SDI yaitu menjadi acuan pelaksanaan dan pedoman tata kelola data, ketersediaan data yang akurat, mutakhir, terpadu, dapat dipertanggungjawabkan,”ujar Daniel.

Mudah Diakses

Selain itu, data juga harus mudah diakses dan dibagi pakaikan antar instansi. Dengan begitu dapat mendorong keterbukaan dan transparansi data dari seluruh instansi, serta mendukung system statistik nasional.

Daniel juga menjelaskan beberapa contoh pemanfaatan big data, diantaranya analisis data terkait bencana alam yang dapat menganalisa zona yang berisiko terjadi bencana alam. Caranya yaitu dengan  menggunakan berbagai macam sumber data dan indikator pada platform Haze Gazer yang dapat menganalisa berbagai data yang bersumber dari media social. Pemanfaatan big data lainnya yaitu sebagai analisa dan visualisasi pencapaian SDGS, analisa insklusi keuangan, analisa pesan diplomatik, hingga analisa data Covid-19.

“Analisa data ini dilakukan untuk berbagai macam tujuan sebagai contoh untuk memetakan risiko wilayah dengan menggabungkan berbagai macam indikator resiko persebaran Covid-19. Analisa ini juga dilakukan untuk memunculkan kluster dari persebaran Covid-19,”ujar Daniel. [Humas]