Mahasiswa ITERA Raih Medali Perak Lomba Karya Tulis Internasional Archimedes Rusia

Mahasiswa ITERA Raih Medali Perak Lomba Karya Tulis Internasional Archimedes Rusia

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS.  Tim mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA) kembali meraih prestasi di tingkat internasional. Kali ini, tim mahasiswa yang terdiri dari Radisya Ikhsan dan Sephia Amanda Muhtar dari Prodi Teknik Lingkungan, Akbar Izza Mahendra Suni dan Natasya Salsabiila (Teknik Elektro), Alkhodri Rahman (Teknik Pertambangan), serta Elma Dyanatasha dan Sophia Nouriska (Teknik Informatika) mendapatkan medali perak dalam lomba karya tulis ilmiah internasional di Archimedes Rusia.

Archimedes merupakan Kompetisi International Innovation dan Invention Archimedes 2022 Moscow, Russia yang di adakan sejak tahun 1998 dan saat ini masuk ke kompetisi ke-25. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Moscow International Club dan bekerjasama dengan Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA) pada 29-31 Maret 2022. Dalam kompetisi tersebut tim mahasiswa ITERA mengusung karya tulis berjudul “Smart Recycle Bin Integrated with Artificial Intelligence (AI) as a Plastic Waste Recycling Technology into Interlock Ecobricks to Realize Sustainable Development and Reduce Earthquake Impacts”, atau memanfaatkan sampah plastik sebagai bahan Interlock Ecobrick untuk mengurangi dampak gempa.

Dalam wawancaranya, salah satu mahasiswa, Radisya Ikhsan menjelaskan alasan dipilihnya penelitian tersebut. Berdasarkan data yang dihimpun dari sumber Jambeck, (2019), Indonesia masuk dalam peringkat kedua dunia dalam menghasilkan sampah plastik di perairan. Sampah plastik perairan di Indonesia mencapai 187,2 juta ton, dan diperkirakan jumlah sampah plastik dunia yang ada akan melebihi jumlah ikan dan bersifat sulit terurai secara alami.

Selain itu, dari sumber lainnya, menurut Radisya Indonesia masuk ke dalam 15 negara yang berpotensi mengalami gempa. Untuk menghadapi tantangan bencana alam tersebut, dibutuhkan material bangunan yang dapat bertahan disetiap kondisi terutama mengurangi dampak gempa. Untuk itu, mereka mencoba memanfaatkan sampah plastik untuk material bangunan yang mengurangi risiko gempa, dengan diolah terlebih dahulu dalam smart recycle bin atau tempat sampah pintar.

Berdasarkan data yang dihimpun dari sumber Jambeck, (2019), Indonesia masuk dalam peringkat kedua dunia dalam menghasilkan sampah plastik di perairan. Sampah plastik perairan di Indonesia mencapai 187,2 juta ton.

Lebih detail, Radisya menyebut, tempat sampah cerdas yang meraka rancang berdimensi 120 cm x 80 cm x 150 cm yang terdiri dari 3 subsistem, yakni AI berupa computer vision, shredder, dan printing and pressing. Computer vision digunakan untuk melakukan pemilahan otomatis terhadap jenis sampah plastik dan non plastik. Sampah plastik akan memasuki tahap shredder, sedangkan sampah non plastik akan memasuki tempat pembuangan akhir dengan dimensi 40 cm x 30 cm x 150 cm. Shredder digunakan untuk mengubah ukuran sampah plastik menjadi lebih kecil. Sementara itu, printing dan pressing merupakan subsistem signifikan yang menghasilkan produk akhir berupa interlock ecobrik dengan dimensi 40 cm x 20 cm x 20 cm.

Adapun kegiatan produksi interlock ecobrick dapat menurunkan sampah plastik di suatu wilayah hingga 8 kg/detik, serta memiliki nilai resistansi gempa yang tinggi yaitu sebesar 468,73 Kg/cm2

Interlock ecobrick memberikan nilai ketahanan sebesar 468,73 Kg/cm2 nilai ini 3 kali lebih besar dari nilai minimum material bangunan tahan gempa. Produksi ecobrick sebagai material bangunan dapat menurunkan jumlah sampah plastik sebanyak 8 kg/detik dan 77% di suatu wilayah, sehingga interlock ecobrick dapat mendukung pembangunan berkelanjutan.

Radisya berharap gagasan pemanfaatan sampah plastik dengan mengolahnya di kotak sampah cerdas yang memanfaatkan teknologi hingga menjadi material bangunan yang tahan gempa, tersebut dapat terus dikembangkan. Jika saat ini masih dalam tahap gagasan, ke depan diharapkan dapat dijadikan dalam sebuah prototipe, dan penelitian skala besar. []

Reporter : Novita Adelina