ITERA Diminta Paparkan Konsep Metropolitan Bandar Lampung Raya

ITERA Diminta Paparkan Konsep Metropolitan Bandar Lampung Raya

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Institut  Teknologi Sumatera (ITERA) menyampaikan konsep Metropolitan Bandar Lampung Raya dalam acara FGD 1 Rencana Pengembangan Aglomerasi Perkotaan / Metropolitan Bandar Lampung Raya di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Lampung  pada Rabu, 11 November 2021.

ITERA diundang secara khusus oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Lampung melalui Badan Perencanaan Pembangun Daerah (Bappeda) Provinsi Lampung untuk memaparkan konsep pengembangan metropolitan baru di Provinsi Lampung.  Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk mendorong dan mengendalikan pembangunan kawasan perkotaan  Bandar Lampung sebagai pusat pertumbuhan dan berpengaruh pada Kabupaten sekitarnya.

Hadir dalam pembahasan tersebut perwakilan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), Pemda Kota Bandar Lampung, Pemda Kabupaten Pesawaran, Pemda Kabupaten Lampung Selatan, serta jajaran dinas di level provinsi, kota dan juga kabupaten. Serta perwakilan dari ITERA, Universitas Lampung, Universitas Bandar Lampung, Ikatan Ahli Perencana (IAP), Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), dan kelompok profesi lainnya.

Dari ITERA diwakili oleh Ketua Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan, Dr. Rahayu Sulistiorini, ST., MT yang ditugaskan oleh Rektor ITERA untuk menyampaikan konsep pembangunan kota John D Kasarda untuk mengembangan Metropolitan Bandar Lampung Raya (Balaraya) ini. Juga hadir juga Kepala Pusat Riset dan Inovasi Infrastrutur Berkelanjutan (Purino Infra), Dr.-eng. Ir. IB Ilham Malik, ST., MT., ATU., yang diminta oleh Bappeda Provinsi Lampung untuk memimpin acara Focus Grup Discussion (FGD) 1 tersebut. Selain itu, hadir Fran Sinatra, S.Pi., MT., dan Zenia F Saraswati, ST., M.PWK yang mendampingi Dr Rahayu Sulistiorini memaparkan konsep Metropolitan Balaraya tersebut.

Ir. Mulyadi Irsan, MT selaku Kepala Bappeda Bandar Lampung megharapkan pertemuan tersebut dapat melahirkan kesepakatan dan kesepahaman tentang pengembangan Metropolitan Balaraya. “Jadi, tidak ada pengambilan sebagian lahan milik Pemda Kabupaten Lampung Selatan dan Pesawaran. Sebab Metropolitan ini adalah bentuk koordinasi pembangunan”, ujarnya. Hal ini perlu ia sampaikan mengingat ada asumsi bahwa metropolitan ini adalah bentuk wilayah administrasi baru. “Padahal tidak demikian,” lanjut Mulyadi.

Sementara itu Direktur Pembangunan Regional Bappenas, Mia Amalia, ST, MSi, Ph.D. menyampaikan prosedur pembangunan metropolitan yang diatur oleh pemerintah. termasuk menjelaskan juga contoh metropolitan di Indonesia yang berkembang dan masih belum berkembang. “Jika Lampung ingin membangun metropolitan maka harus tertib administrasi. Serta ada kesepahaman tentang kawasan perkotaan yang akan dibangun secara terkoordinir ,” ujar Mia

Adapun untuk BPIW sendiri, yang diwakili oleh Susilowati, ST., MT menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur sudah mengadopsi pembangunan kawasan. Tidak lagi terjebak pada satu kawasan administrasi saja. “Bahkan sudah lintas kabupaten/kota,” jelas Susilowati. Dengan adanya badan pengelola metropolitan ini kedepannya, BPIW menyambut baik karena akan dapat semakin mempercepat proses administrasi dan pembangunan. “Saya berharap arahnya akan kesana,” ujarnya.

ITERA menegaskan siap membantu Pemda Provinsi Lampung untuk menyiapkan dokumen kajian dalam rangka memenuhi syarat pengembangan metropolitan. “Kami memiliki 3 jurusan, 35 program studi serta memiliki 15 Pusat Riset dan Inovasi (Purino) yang bisa diberdayakan dalam membantu mewujudkan program pemerintah,” tegas Rahayu. Metropolitan ini, lanjut Rahayu, menjadi salahsatu isu yang mendapatkan perhatian serius dari pimpinan ITERA. Alasannya karena ITERA memiliki tanggung jawab moral dan akademik untuk membantu pemerintah melakukan percepatan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“ITERA memiliki 3 jurusan, 35 program studi serta memiliki 15 Pusat Riset dan Inovasi (Purino) yang bisa diberdayakan dalam membantu mewujudkan program pemerintah”

(Rilis/Humas)