Dosen ITERA Latih Warga Sukabanjar Produksi Hingga Pasarkan Yoghurt

Dosen ITERA Latih Warga Sukabanjar Produksi Hingga Pasarkan Yoghurt

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Tim dosen Institut Teknologi Sumatera (ITERA) melatih warga desa Sukabanjar, Pesawaran, Provinsi Lampung produksi hingga teknik pengemasan, penyimpanan dan pemasaran produk yoghurt. Pelatihan pengemasan hingga pemasaran produk yoghurt tersebut diberikan kepada masyarakat, Sabtu, 11 Juni 2021.

Pengabdian kepada masyarkat yang dilakukan para dosen merupakan kolaborasi antara dosen Program Studi Teknologi Pangan ITERA yaitu Ilham Marvie, S.T.P, M.Si., Zada Agna Thalita, S.T.P, M.Si., Fitria Rizkyka, S.T.P, M.Si., dan M. Rizky Ramada, S.T.P. M.Si., serta dosen Program Studi Farmasi ITERA, apt. Winni Nur Auli, M.S.Farm. Pelatihan tersebut juga melibatkan mahasiswa Prodi Teknologi Pangan ITERA.

Salah satu dosen, Ilham Marvie, S.T.P, M.Si., menyampaikan kegiatan pelatihan pengemasan dan pemasaran produk yoghurt tersebut merupakan lanjutan dari rangkaian kegiatan pemberdayaan masyarakat membuat produk olahan susu.  Peserta yang hadir sebanyak 13 warga yang merupakan perwakilan dari setiap dusun. “Peserta merupakan ibu rumah tangga yang diharapkan dapat membantu menambah penghasilan keluarganya melalui kegiatan berwirausaha,” ujar Ilham Marvie, Jumat, 18 Juni 2021.

Ilham menambahkan, rangkaian kegiatan pengabdian yang dilakukan dosen ITERA diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar peternakan Mullia Farm yang menjadi tempat pelatihan.

Produk yoghurt mudah mengalami kerusakan. Oleh sebab itu pemilihan jenis kemasan, cara penyimpanan yang benar dan teknik pemasaran yang tepat menjadi kunci terhadap peningkatan nilai tambah pada produk yoghurt.

Lebih lanjut, Ilham menjelaskan, yoghurt merupakan salah satu produk olahan susu hasil fermentasi bakteri Lactobacillus bulgaris. Produk ini memiliki kandungan protein, vitamin dan mineral yang diketahui banyak terdapat dalam susu, seperti kalsium, vitamin B2, B12, fosforus, potasium, dan magnesium. Selain itu kandungan dari jenis bakteri asam latat yang terdapat pada yoghurt membantu kesehatan saluran pencernaan tubuh.

“Produk yoghurt mudah mengalami kerusakan. Oleh sebab itu pemilihan jenis kemasan, cara penyimpanan yang benar dan teknik pemasaran yang tepat menjadi kunci terhadap peningkatan nilai tambah pada produk yoghurt,” ujar Ilham.

Tahan Lama

Ruhimi, salah satu peserta pelatihan menilai pelatihan penyimpanan dan pemilihan kemasan yoghurt sangat membantu masyarakat dalam membuat produk yoghurt yang lebih tahan lama. Sebab, selama ini warga masih belum mengetahui bagaimana cara penyimpanan dan pengemasan yoghurt yang benar.

Sementara pemilik peternakan sapi Mullia Farm, Winarno menyebut pelatihan tersebut sangat penting bagi warga dalam pembentukan komunitas masyarakat yang berdaya disekitar peternakan sapi miliknya.

Selanjutnya komunitas yang terbentuk akan dilanjutkan sebagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang akan dilakukan oleh himpunan mahasiswa teknologi pangan (Himatepa) ITERA. Kegiatan ini diharapkan menjadi program jangka panjang dan berkelanjutan. Program ini juga akan dilanjutkan dalam kegiatan pembelajaran mata kuliah dan penelitian tugas akhir yang akan dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir. Pada akhirnya program ini dapat mendukung pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Program Studi Teknologi Pangan ITERA. (Rilis/ITERA)