Lulusan Rekayasa Tata Kelola Air Terpadu ITERA Dibutuhkan Nasional

Lulusan Rekayasa Tata Kelola Air Terpadu ITERA Dibutuhkan Nasional

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Permasalahan banjir dan kekeringan yang masih kerap terjadi di Sumatera dan Indonesia menjadi latar belakang terbentuknya Program Studi Rekayasa Tata Kelola Air Terpadu (TKA) di ITERA. Prodi pertama dan satu-satunya di Indonesia yang lulusannya dibutuhkan Sumatera, dan nasional.

Dosen Program Studi Rekayasa Tata Kelola Air Terpadu ITERA, Rahma Yanda, S.Si., M.Eng., Ph.D., menjelaskan, Prodi TKA ITERA terbentuk pada 22 September 2021. Saat ini Prodi TKA sudah memiliki mahasiswa angkatan pertama sebanyak sepuluh orang.

Lebih lanjut, Rahma Yanda menerangkan, Prodi TKA ITERA merupakan prodi yang mengintegrasikan ilmu, teknologi, kerekayasaan, manajemen dan tata kelola air. Prodi ini memiliki kurikulum yang berfokus pada bidang keairan, dan akuntabilitas dalam pengelolaan dan pemanfaatan air.

“Kami hadir untuk mencari solusi terkait permasalahan air yang ada di Indonesia, dengan mengoptimalkan kuantitas dan kualitas air yang masuk dan turun sehingga bisa terserap dengan baik ke tanah dan bisa di pergunakan dengan baik melalui metode modeling dan simulasi,” jelas Rahma Yanda, diwawancarai beberapa waktu lalu.

“Kami hadir untuk mencari solusi terkait permasalahan air yang ada di Indonesia, dengan mengoptimalkan kuantitas dan kualitas air yang masuk dan turun sehingga bisa terserap dengan baik ke tanah dan bisa di pergunakan dengan baik melalui metode modeling dan simulasi.”

Tahap Perkuliahan

Terkait perkuliahan Rahma menyebutkan bahwa pada semester 1 dan 2 mahasiswa akan  mempelajari mata kuliah dasar umum seperti fiska, kimia, biologi ,matematika melalui program tahap persiapan bersama (TPB). Setelah memasuki semester 3 mahasiswa akan mempelajari mata kuliah prodi terkait seperti penguatan hidrologi, hidrometeorologi, hidrogeologi, kualitas dan kuantitas air, dan programming. Salah satu mata kuliah yang menarik adalah hidrogeologi forensic yang  bertujuan untuk memecahkan kasus-kasus fenomena hidrologeologi yang umumnya menyebabkan perdebatan kompleksitas tinggi. Fenomena hidrogeologi yang kadang-kadang dikaitkan dengan peristiwa kriminal atau bahkan sering berujung di pengadilan.

Karena masih minimnya kampus yang menghasilkan lulusan S1 di bidang Rekayasa Tata Kelola Air, Rahma Yanda menyebut alumni prodi ini masih sangat dibutuhkan, dan dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja di berbagai bidang. Mulai dari akademisi, praktisi,dan peneliti baik di lembaga pemerintahan maupun swasta yang berkaitan dengan bidang sumber daya air yaitu Kementrian PUPR, Kementrian ESDM,Kementrian Pertanian,LIPI,LAPAN, dan PDAM.

Salah satu mahasiswa Prodi TKA ITERA, Laurentsius Stevence Manula, mengaku tertarik memilih Prodi TKA karena masih besarnya peluang lulusan dalam dunia kerja. Selain itu, Laurentsius yang berasal dari Medan, Sumatera Utara, mengaku ingin dapat menekuni bidang rekayasa tata kelola air, guna menjawab permasalahan yang selama ini ada di Sumatera dan nasional di bidang perairan. []

Reporter : Maharani Putri Qohar