ITERA Bahas Potensi Bencana Longsor di Provinsi Lampung

ITERA Bahas Potensi Bencana Longsor di Provinsi Lampung

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Pusat Riset dan Inovasi (Purino) Teknologi Kebumian dan Mineral mengadakan webinar yang bertajuk “Potensi Bencana Longsor di Provinsi Lampung, Khususnya di Sekitar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Kamis, 29 Juli 2021.

Acara yang dihadiri sekitar 150 orang tersebut dibuka oleh Kepala Lembaga Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITERA, Acep Purqon, S.Si., M.Si., Ph.D. yang dalam sambutanya mengapresiasi kepada seluruh Purino atas usaha kerasnya untuk percepatan teknologi di ITERA dan Sumatera. Acep juga menjelaskan dari 34 Provinsi di Indonesia, Lampung memiliki potensi bencana yang paling lengkap.

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Purino Teknologi Kebumian dan Mineral, Dicko Rizky Febriansanu, S.T., M.Eng.. Dicko menyampaikan bahwa bencana longsor memberikan dampak negative bagi masyarakat, oleh karena itu webinar ini menjadi sangat menarik supaya kita bisa mengenali potensi bencana tanah longsor agar dapat meminimalisir dampak dari bencana tersebut.

Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi pertama dari Drs. Indra Utama, Dipi.Sc. selaku sekretaris BPBD Provinsi Lampung. Dalam materinya Indra menjabarkan daerah di Provinsi Lampung yang memiliki potensi tanah longsor yang sangat tinggi. Indra menambahkan bahwa tanah longsor yang sudah terjadi masih bisa terjadi longsor berulang yang disebabkan oleh tambang-tambang pasir atau batu yang masih masif dilakukan dan penggundulan hutan juga meyebabkan terjadinya tanah longsor.

“Kami berharap kajian yang dilakukan ITERA kedepan tetap berjalan dan tetap menjalin Kerjasama dengan pemerintah sebagai pemangku kebijakan sehingga bukan hanya mengurangi dampak dari bencana tetapi mencegah penyebab bencana dapat terjadi.” Tutur Indra.

Acara dilanjutkan dengan pemateri kedua Sekretaris BPBD Kabupaten Tanggamus, Iwan Junianto, S.T., M.Eng.. yang membahas Mitigasi Bencana di Daerah Tanggamus. Iwan menyampaikan bahwa Wilayah tanggamus memliliki luas daratan 4654 km persegi dimana 40 persennya merupakan wilayah berbukit yang menyebabkan rawannya longsor. Tetapi dengan kemajuan teknologi dan riset membuat indeks risiko bencana Tanggamus semakin menurun tiap tahunnya.

Acara disambung dengan materi ketiga dari Daniel Radityo, S.T., M.T. yang merupakan Dosen Teknik Geologi ITERA. Dalam materinya Daniel menjelaskan tentang longsor di daerah lereng terutama lereng di TNBBS. Daniel menjelaskan faktor longsor pada lereng ada dua, yang pertama adalah faktor penyebab dari dalam yaitu kondisi karateristik lereng dan faktor penyebab dari luar yaitu gempa, vegetasi, hujan, dan lain-lain. (Rilis/Humas)