Dosen Teknik Kimia ITERA Dampingi Warga Produksi Pupuk Kompos Alami

Dosen Teknik Kimia ITERA Dampingi Warga Produksi Pupuk Kompos Alami

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Dosen Program Studi Teknik Kimia Institut Teknologi Sumatera (ITERA) mengadakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan mengajak warga Dusun 3A Sabah Balau, Lampung Selatan, membuat pupuk kompos alami, Minggu, 7 November 2021.

Kegiatan tersebut merupakan salah satu program yang gagas oleh Koordinator Prodi Teknik Kimia ITERA Ir. Akhmad Zainal Abidin, M.Sc., Ph.D, dalam pemanfaatan sampah dengan metode pembuatan pupuk Masaro.  Kegiatan ini sudah dimulai sejak awal bulan Agustus 2021 dengan mendirikan Rumah Kompos Masaro (RKM) Sri Makmur di Dusun 3A Desa Sabah Balau. Saat ini RKM tersebut menjadi unit usaha desa setempat.

Program pelatihan pembuatan pupuk kompos di  Dusun 3A Desa Sabah Balau dilaksanakan oleh perwakilan dosen Teknik Kimia ITERA, Aldila Herlambang, S.T., M.T. Kepada masyarakat desa, Aldila menawarkan solusi atas permasalah sampah dengan memanfaatkannya menjadi pupuk.

Aldila menyampaikan terdapat beberapa tahap yang dilakukan untuk pembuatan kompos yaitu pengolahan bahan baku limbah, pembuatan larutan biokomposter, pencampuran bahan baku limbah dan larutan biokomposter, dan mengontrol kualitas produk kompos yang dihasilkan.

Dalam pembuatan kompos alami tersebut, pengolahan bahan baku bertujuan untuk mengurangi kadar air dan pengurangan ukuran limbah pertanian. Sementara larutan bio komposter dibuat dengan menggunakan limbah kotoran sapi yang banyak dihasilkan oleh warga setempat yang diaktivasi dengan pupuk cair masaro yang selama ini telah diproduksi ITERA.

“Dalam pembuatan kompos alami tersebut, pengolahan bahan baku bertujuan untuk mengurangi kadar air dan pengurangan ukuran limbah pertanian.”

Aldila juga menjelaskan beberapa tahap pembuatan kompos alami lainnya seperti pencampuran larutan biokomposter dengan bahan limbah pertanian dan didiamkan selama 7-10 hari.  Proses ini bertujuan agar proses fermentasi dapat berlangsung secara optimal.  Tahap akhir adalah pengecakan produk kompos, agar kualitas produk kompos yang dipasarakan dapat terjamin.

Ketua Rumah Kompos Masaro (RKM) Sri Makmur, Sutrimo menambahkan, limbah pertanian dan perternakan yang dihasilkan oleh desa Dusun 3A sangat banyak, dan akan menimbulkan bau yang tidak sedap ketika sudah lama tidak diolah. Dengan adanya RKM yang sudah mulai aktif mengelola sampah menjadi kompos, selain mengatasi masalah sampah juga berpotensi meningkatkan ekonomi masyarakat setempat. Saat ini harga jual pupuk kompos alami per 10 kg seharga Rp12.500. “Kami pernah mendapatkan pesanan hingga 10 ton pupuk kompos dari pembeli disekitar desa,” ujar Sutrimo. (Rilis/Humas)