ITERA Dorong Percepatan Penerapan Industri Halal di Indonesia

ITERA Dorong Percepatan Penerapan Industri Halal di Indonesia

  • Post author:
  • Post category:Berita
Print Friendly, PDF & Email

ITERA NEWS. Institut Teknologi Sumatera (ITERA) melalui Program Studi Teknologi Industri Pertanian (TIP) mendorong percepatan pelaksanaan industri halal di Indonesia. Hal tersebut didasari sebagai negara dengan mayoritas penduduknya muslim, persebaran produk industri  yang telah terjamin halal menjadi penting.

Untuk melaksanakan penjamina tersebut, pemerintah juga mengatur Jaminan Produk Halal (JPH) melalui Undang-undang No 33 Tahun 2014. Meskipun, setelah tujuh tahun diundangkan, kesadaran masyarakat mengenai produk halal (halal awareness) dinilai masih rendah. Atas dasar tersebut, kelompok keilmuan Prodi Teknologi Industri Pertanian (TIP ITERA) menyelenggarakan dua kali webinar tentang pengkajian halal industri di Indonesia. Webinar tersebut menghadirkan pelaku industri nasional dan akademisi berbagai kampus di Indonesia, Belanda, Malaysia, dan Filipina.

Seperti pada seminar dalam jaringan bertajuk Global Halal Industry: Challenges, Opportunity And Prospect, yang dilaksanakan pada, Rabu, 1 Desember 2021. Seminar ini menghadirkan akademisi Help University, Malaysia Prof. Dr Marco Tieman; Dr Betania Kartika MA dari INHART International Islamic University Malaysia (IIUM), Dr Anthony C Sales dari Director Regional DOST, Filipina, dan Dr Dahliyusmanto dari Universitas Riau.

Dalam kesematan tersebut, pakar dari INHART International Islamic University Malaysia (IIUM), Dr Betania Kartika MA menyampaikan industri halal di Malaysia berkembang karena adanya Kolaborasi pihak universitas, industri dan pemerintah. Dosen-Dosen INHART telah mengahasilkan berbagai produk komersial yang halal seperti produk makanan dan suplemen. Sementara Dr Anthony C Sales selaku Director Regional DOST, Filipina, menekankan bahwa halal adalah untuk setiap orang, bukan sekadar untuk muslim, untuk itu penerapan sistem ini sangat penting.

“Tantangan besar industri halal tidak hanya fokus pada produk halal saja tetapi juga memperhatikan bagaimana halal supply chainnya,” ujar Prof Marco Tieman dari HELP University, Malaysia kepada peserta.

“Dr Anthony C Sales selaku Director Regional DOST, Filipina, menekankan bahwa halal adalah untuk setiap orang, bukan sekadar untuk muslim, untuk itu penerapan sistem ini sangat penting.”

Sementara, Dosen Universitas Riau Dr Dahlyusmanto, M.Sc, menyampaikan bahwa pemahaman dan pengaplikasian big data penting untuk mendukung perkembangan Industri halal Indonesia. Oleh karena itu, harapan dan peluang besar bagi Indonesia untuk mengembangkan industri halal dikarenakan negara-negara di dunia sudah lebih dulu memulai dan saling berkompetisi menghasilkan produk yang berkualitas dan halal tersebut.

Pusat Halal di Lampung

Koordinator Prodi TIP ITERA, Endo Pebri Dani Putra berharap, kajian tersebut memberikan manfaat dalam pengembangan industri halal di Indonesia. “Seminar ini diharapkan memberikan manfaat kepada masyarakat dalam memilih produk halal, dan dalam mengembangkan produk halal,”ujar Endo.

Endo juga menyampaikan Prodi TIP ITERA telah memiliki enam dosen yang bersertifikasi sebagai penyelia halal. Untuk itu, ITERA saat ini sedang membangun pusat halal di Lampung. ITERA juga siap berkolaborasi dengan pemerintah dalam mengiplementasikan Undang-undang JPH.

Sebelumnya Prodi TIP ITERA juga telah melaksanakan webinar industri halal, menghadirkan Kepala pada Pusat Kerja Sama dan Standardisasi Halal Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal Kementerian Agama, Hj Siti Aminah, M.Pd.I, Prof Dr Irwandi Jaswir dari konsultan internasional International Islamic University Malaysia, DR (HC) apt Nurhayati Subakat dan Prof Dr Nurkhasanah dari halal centre Universitas Ahmad Dahlan.

Kegiatan webinar halal ini merupakan kolaborasi Prodi TIP ITERA dengan Universitas Ahmad Dahlan, dan Universitas Riau melalui Program matching Fund. Program ini merupakah salah satu kontribusi Prodi TIP ITERA dalam membangun Bangsa Indonesia dan syiar Islam mengenai pentingnya kehalalan produk. (Rilis/Humas)